Friday, January 6, 2012

Road to BDK Palembang: General Question, Dumb Answer

Buenos dias!
Good morning!
Bagaimana kabar kalian di hari ke-6 di tahun 2012 ini?

(bebek enak tapi berbahaya)
Gw harap sama sialnya dengan gw yg lagi berusaha mengeluarkan tulang bebek yg nyangkut di gigi sisa makan semalam (serius, nggak enak banget rasanya).

Walaupun tulang bebek ini bener-bener menyiksa, tapi tidak mengurungkan niat gw untuk memposting cerita sekuel dari seri "Road to BDK Palembang" ini.



  
    Dalam cerita sebelumnya gw pulang sebentar ke Palembang dalam rangka menjalani tes tahap ke-2 (Tes Kesehatan dan Kebugaran) di salah satu PTK favorit Indonesia tercinta ini. Dalam  tes ini rekor tes kesehatan gw, lari 12 menit, plus shuttle run (lari angka 8) gw nggak terlalu bagus. Jadi selesai tes gw kembali ke Jakarta dengan sedikit perasaan pesimis.

    Tapi yg namanya manusia memang nggak boleh berhenti berharap. Walaupun rekor tes kemarin hancur belur dan babak lebur, gw tetep optimus, eh maksudnya optimis bakal lulus. Dan memang bener, kalau Tuhan sudah menghendaki, yg mustahil pun bisa terjadi.

    Yak, anda benar! Jam 02.00 dini hari, pengumumannya brojol dan... gw lulus cuy! Ya Allah... Like a dream come true. Alhamdulillah yaa, sesuatu beud... Gw seneng bukan main. Tapi tenang, kali ini gw nggak mengulangi hal bodoh seperti sebelumnya (lihat di link ini) untuk menghindari hal-hal yg berbau mesum dan menjijikan.

    Nah, akhirnya 2 hari sebelum tes ke-3 (Assesstment) di laksanakan, gw lagi-lagi memutuskan untuk pulang sebentar ke Palembang.

(gini ni ekspresinya)
 
    Selama di Palembang nggak ada hal spesial yg gw lakuin. Gw juga nggak latihan buat tes assessment nanti. Yah karena menurut kabar kucing (bosen nyuruh burung ngabarin, menurut gw kucing lebih cool dan lebih lucu), tes assesstment itu tak bukan dan tak lain adalah tes wawancara. Masa gw harus latihan? Buat pertanyaan sendiri terus dijawab sendiri sambil berdiri depan cermin, tanpa busana, plus tampang bego anak TK yg dijelasin tentang difusi, osmosis, dan termokimia (lihat gambar).



    Yah, deskripsi di atas nggak perlu ditiru kecuali kalian sudah bosan hidup normal.
    Sebenernya nggak ada kejadian bodoh sih dalam tes kali ini (dan gw bersyukur akan hal ini), semua berjalan dengan normalnya. Tapi bukan hidup gw namanya kalau ada satu hari saja yg dijalani dengan 'normal'. Dan dalam tes ini pun tampaknya kutukan Dewi Kwan In itu tetap melekat sama. Hal kecil sih, tapi cukup membuat gw was-was.

    Jadi gini nih...waktu tes gw dikasih 1 pertanyaan sama pengujinya;

Penguju : "Sebenarnya minat saudara itu dalam bidang apa sih?"

    Nah, kalau orang tes wawancara biasanya (dan mungkin sebaiknya) ngejawab sesuai bidang yg lagi diikuti dalam tes itu. Dalam kasus tes kali ini semestinya gw jawab;

"Saya dari awal memang menaruh minat di bidang Pajak."

atau sebego-begonya;

"Saya sangat berminat dalam bidang keuangan."

    Tapi yg keluar dari bibir seksi gw (jangan muntah, please):

"Sebenarnya saya menaruh minat di bidang Geografi"
Jgeeeerrrrr!!!! *gunung meletus

    Kalian liat kan betapa 'cerdas' nya dalam menjawab pertanyaan umum itu? Dan penguji pun heran lalu mulai mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan seperti:

(kira2 ini wajah penguji saat gw jawab)
"Jadi kenapa saudara memilih bidang pajak?"
"Jadi kenapa saudara mengikuti tes di sini?"
"Apa saudara bisa mengikuti pelajaran di bidang yg tidak saudara minati?"
"Jadi apa hubungan bidang tersebut dengan bidang yg akan saudara jalani ini?"

Dan pertanyaan-pertanyaan lain yg cukup menyeramkan.




    Yah...akhirnya tes hari itu pun selesai dengan (lagi-lagi) diikuti semangat hidup gw yg mulai memudar hanya karena satu pertanyaan sederhana dan satu jawaban yg bahkan detektif terhebat di jagad raya pun tidak bisa menjelaskan alasan gw ngejawab dengan satu kata, "Geografi".

    Tapi mau gimana lagi, nasi sudah menjadi lemper. Gw cuma bisa pasrah dan berdoa supaya dengan ajaibnya gw bisa lulus kali ini. Besoknya, gw kembali ke Jakarta dalam keheningan dan penyesalan *backsound lagu kematian

--to be continued

No comments:

Post a Comment