Friday, February 17, 2012

Antara Aku Dan Peliharaanku

Kalau gue flashback lagi, sepertinya punya peliharaan itu hal wajib buat keluarga gue, entah itu hewan yg hidup di darat atau pun di air. Tapi sejujurnya, nyokap gue gak seberapa suka kalo kami punya peliharaan. Alasannya? Yah, yg paling utama itu karena kotorannya lumayan mengganggu. Nyokap gue itu orangnya sensitif banget kalo masalah kebersihan. Tapi kalo gue, bokap, dan adik-adik gue sudah berkehendak, susah deh mau nolaknya. Alhasil, hewan peliharaan pun dibeli. Dan sebelumnya nyokap pasti sudah ngewanti-wanti; "Nanti binatangnya diurus sendiri-sendiri lho!"

Alhasil dari gue masih jadi anak tunggal sampai punya 2 orang adik perempuan yg cukup merepotkan sekarang ini, rumah gue udah kayak halte bus untuk para binatang. Mereka singgah, sebelum akhirnya pergi. Entah itu mati atau pindah kelain hati. #SokPuitis

Gue inget pertama kali gue tinggal di Kota Metro saat gue masih belia, masih polos, belum ternoda, belum terkontaminasi iklan-iklan jaman sekarang yg cenderung lebay, dan masih suka ngiler sana-sini, keluarga gue melihara 5 jenis hewan sekaligus; kelinci, burung, ayam, angsa, dan yg paling unik adalah kuskus. Dan jumlah dari masing-masing spesies pun gak tanggung-tanggung (kecuali kuskus yg masih jomblo).


Kelinci yg awalnya gue beli sepasang, entah karena emang udah waktunya atau kelinci yg kami beli itu punya kelebihan hormon esterogen dan androgen, tu kelinci kerjaannya kawin melulu cuy! Setiap pagi gue bangun dan ke halaman belakang, pemandangan yg pertama gue liat adalah honeymoon ala kelinci yg gak banget. Gue sedikit tersinggung di sini. Gue beli tu kelinci secara terpisah, begitu disatuin, mereka main kawin aja. Mereka bahkan gak pernah bilang kalo mereka pacaran. Kenapa harus backstreet? Dan kapan coba lamarannya? Akad nikahnya? Kapan resepsinya? Kenapa gue gak diundang? Padahal secara tidak langsung gue ini wali yg sah dari pihak mempelai (kelinci) wanita.

Tapi berkat "rutinitas" kelinci gue itu, mereka jadi beranak-pinak. Dan emang sudah sewajarnya, justru kalo gak, gue suruh si cewek untuk menggugat cerai suaminya karena pasti dia mandul! Hasilnya mereka sudah memiliki banyak anak, dan mungkin juga punya cucu. Satu lagi keluarga bahagia di halaman rumah gue.

Buat ayam, burung, dan angsa, gue gak seberapa perhatian sama mereka. Setau gue tiba-tiba mereka sudah beranak-pinak aja. Yah, gue gak seberapa peduli, toh itu yg beli bokap gue. Pada dasarnya gue ini suka sama hewan mamalia terutama yg berbulu semacam kelinci, kucing, dan hamster.

Begitu pindah rumah, mau gak mau gue juga harus ninggalin mereka. Karena takut bakal gak keurus kalo gue tinggal, akhirnya masing-masing dari mereka gue beri pesangon untuk pulang ke keluarga masing-masing di kampung halaman.

Di rumah baru gue coba melihara sepupu jauh dari tikus, hamster. Seperti biasa, gue beli sepasang. Dan lagi-lagi, hamster gue kerjaannya kawin melulu! Hadeeh... kok kayaknya kalo gue yg beli, hewan peliharaanya cuma bisa kawin terus ya? Apakah ini karena menyesuaikan sama yg beli (Lho?!) ? Karena anaknya sudah terlalu banyak dan gue sudah cukup repot untuk menafkahi keluarga besar hamster ini, gue putuskan untuk membagi mereka ke teman-teman gue.

Setelah itu bokap gue melihara burung kacer, jenis burung kicauan. Tapi karena waktu itu bokap gue ada dinas luar kota dan itu memakan waktu cukup lama (sekitar 5 bulan), mau gak mau gue jadi orangtua angkat tu kacer. Beh..ngurusin 1 burung aja susah, apa lagi mau 2 (waktu itu emang kacernya ada 2!).

Karena cukup kerepotan, dengan izin bokap, burung (kacer) nya gue jual seekor. Dan tragis, burung (kacer) yg satu lagi harus meregang nyawa di rahang kucing. Jadi gini, waktu itu gue mau ngisi tempat makan dan tempat minum burung (kacer) gue. Entah karena alasan gila apa, tu burung (kacer) lompat keluar! Nemplok di pager rumah dan terbang entah kemana. Gak lama setelah itu seekor kucing lewat dengan santainya di depan muka gue sambil membawa burung (kacer) gue di mulutnya. Wajah songong tu kucing seolah berkata:

"Burung (kacer) lo lepas nih, gue tangkep ya. Lumayan buat dinner bareng gebetan. Thanks kakak, jangan sedih, cemungut eeaa.."

Di tahun 2012 sekarang ini, atas permintaan adik gue yg paling kecil, keluarga gue melihara ikan hias kecil. Seolah menyesuaikan dengan tingkah extraordinary keluarga gue, tu ikan punya kebiasaan jumping dari dalam air. Mungkin karena sebelum ini dia terlalu sering lihat video-klip Bondan, Si Lumba-Lumba.

Pernah beberapa kali, tu ikan ditemukan sekarat di lantai di samping akuarium. Dugaan gue, ikan ini baru saja mencoba style melompat yg baru dia pelajari dan karena terlalu semangat, jadi offside deh. Atau karena terlalu frustasi, dia melakukan percobaan bunuh diri. Yg manapun itu, gue sudah berencana meletakkan palang di dalam akuarium yg bertuliskan: "Dilarang Melompat! Yg Melompat Berarti Guguk!"

Kesimpulan: Saat beli ikan, pastikan si ikan bukan pencinta video-klip Inul atau kalian akan dicekal oleh FPI karenanya.

Nyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari
--vous voyez

1 comment: