Thursday, November 15, 2012

Little Lessons About Love Ch.2 (end)

Part 4: For That Time, For Now, and Forever

Setelah 3 tahun gue duduk di bangku SMP, akhirnya tahun 2008 gue resmi lulus. Gue dan doi sama-sama keterima di SMAN 03 Palembang lewat jalur PMDK. Gue sendiri sebelumnya sempat ikut tes USM di SMAN (plus) 17 Palembang, tapi gak keterima. Hehehe.. Dasar emang jodoh, lagi-lagi gue 1 sekolah sama doi. Tapi gue yakin pasti nyesel deh gak nerima seorang M. Rafif Anwar yang cool dan kece ini waktu itu *kantong muntah please*.

Kalau dulu gue dan Eyi satu sekolah dan satu kelas di SMP, kali ini walaupun tetap satu SMA tapi kelas kami terpisah mulai dari tahun pertama sampai tahun terakhir. By the way, "Eyi" itu panggilan bekennya doi. Dicetuskan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan dipopulerkan oleh gue sendiri.

Walaupun kami terpisah kelas, tapi lagi-lagi ada saja suatu hal yang bikin gue dan Eyi sama-sama lagi. Kami, entah secara kebetulan atau tidak, berada di satu organisasi yang sama. Sebuah organisasi yang cukup sibuk semasa kami menjabat. Berkat itu, kami jadi sering ketemu walaupun gak satu kelas lagi.

Sekitar awal tahun ke-2, hubungan gue sama Eyi sempat berhenti. Iya, kami putus karena suatu hal. Yah, gue akui itu karena salah gue sih. Well, gue gak mau terlalu ngebahas hal itu tapi yang jelas kami sempat putus dalam waktu yang cukup lama. Sampai sekitar akhir tahun ke-2 gue di SMA itu, kami jadian lagi. Gak mudah memang membangun lagi apa yang sebelumnya sempat rusak. Masih ada konflik di sana-sini, internal dan bahkan eksternal. Yah, secara gue emang famous *hiyaat!* *dziingg!*.

Tapi pada akhirnya semua kembali tentram seperti sediakala. Seorang Rafif dan Leliana kembali lagi dengan pemikiran yang lebih dewasa dan komitmen yang lebih kuat dari sebelumnya. Dengan begitu, kami siap mengahadapi masalah yang lebih sulit lagi kedepannya dan tetap bersama sampai tiba pada waktunya kami siap untuk benar-benar mengikat hubungan ini untuk selamanya.

------------------

Well, itu tadi secuil kisah cinta gue dengan sang pujaan hati. Kalau dicerita tadi kelihatannya kami selalu dekat dan gak pernah berjauhan dalam arti yang sebenarnya, tapi begitu lulus bangku SMA kami memulai sebuah tantangan baru dalam hubungan kami. Sebuah hal yang sebelumnya gak pernah kami lalui. Yap, LDR a.k.a. Long Distance Relationship, hubungan jarak jauh.

Gak mudah memang pada awalnya, apalagi mengingat sebelumnya hampir tidak ada masalah bagi kami untuk sekedar bertemu setiap harinya. Ternyata banyak hal sulit yang harus kami hadapi selama LDR ini. Mulai dari masalah komunikasi sampai masalah kepercayaan. Tapi manusia memang dianugerahi kemampuan untuk menjadi lebih baik seiring dengan berlalunya masalah. Begitu juga dengan kami, seiring dengan berjalannya waktu, seiring dengan banyaknya masalah yang terselesaikan, lagi-lagi kami belajar untuk jadi lebih baik. Belajar untuk lebih saling mengerti, belajar untuk lebih percaya, dan belajar untuk lebih menghargai satu sama lain.

Gue percaya, Tuhan pasti punya maksud mulia dengan membuat gue dan Eyi terpisah jarak. Kami sudah cukup lama didekatkan, bahkan sebelum kami saling mengenal. Ingat saat ujian masuk bangku SMP? Peringkat kami bersebelahan, nama kami disandingkan. Saat tahun pertama di SMP, kelas kami juga bersebelahan. Bahkan tahun-tahun berikutnya kami disatukan di satu kelas. Saat masuk SMA, Tuhan bisa saja menjauhkan kami dengan meluluskan gue di SMAN (plus) 17, tapi lagi-lagi Dia ingin kami tetap bersama di SMAN 03. Saat kelas kami terpisah, hati kami digerakkan untuk bergabung di organisasi yang sama agar kami sering bertemu. Saat hubungan kami sempat berakhir, Tuhan satukan kami lagi dengan caraNya yang luar biasa yang membuat hubungan kami semakin kuat. Dan bahkan Tuhan memberikan kami kesempatan untuk bersama selama beberapa bulan dengan menggerakkan hati gue untuk melanjutkan kuliah di Jakarta, sebelum akhirnya Dia memutuskan untuk menjauhkan kami dengan menarik gue kembali ke kota Palembang.

Tuhan bisa saja menempatkan gue di Jakarta, dengan cara membuat hati gue untuk memilih lokasi tes USM di Jakarta daripada di Palembang. Namun lagi-lagi, Dia berkehendak lain. Tapi seperti yang gue bilang tadi, gue yakin ada rencanaNya yang menakjubkan di balik semua ini. Well, semua akan menjadi indah pada waktunya.

Fin

Little Lessons About Love Ch.1

This is special post about my extraordinary love story with my wonderful girl, Leliana Anggraini... .
Dan cerita ini gue persembahkan khusus buat dia sebagai salah satu hadiah di hari ulang tahunnya.

Part 1: First Meet

Satu nama yang menarik perhatian gue saat ngeliat hasil pengumuman seleksi masuk SMPN 19 Palembang untuk yang pertama kali adalah nama yang tepat ada di atas nama seorang M. Rafif Anwar. Satu-satunya nama seorang cewek yang ada di 5 nama teratas di antara 4 nama cowok lainnya, yang saat itu juga buat gue bilang WOW sambil koprol dan rolling in the deep. Yap, di peringkat 3 itu tertulis sebuah nama yang bahkan (pada saat itu) sama sekali gak gue kenal; Leliana Anggraini.

Gue dari SD emang selalu kagum sama cewek yang punya otak encer, tapi sejauh itu hanya sebatas kagum. Gue masih kecil, jangankan untuk pacaran, untuk punya TTM aja gak pernah kepikiran. Tau kan TTM? Waktu gue SD lagi ngetrend banget tu istilah TTM alias Teman Tapi Mesra. Sebelas-dua belas lah sama TTS, Teman Tapi Sesra. Jadi seorang Rafif waktu pertama kali duduk di bangku SMP itu hanya tau dengan yang namanya buku. Sampai...

Pagi itu gue piket kelas, dan kebagian bersih-bersih halaman depan kelas. Waktu lagi asik-asiknya nyapu pakai sapu lidi (kebayang gak nyapu halaman dengan wajah bahagia?), perhatian gue teralihkan ke halaman kelas sebelah kelas gue *tsaah..*. Seorang cewek dengan anggunnya menyapu halaman kelas 7.3 (nah gimana lagi tu nyapu halaman dengan anggun?). Tapi serius, perhatian gue beneran tersita ke cewek itu untuk beberapa menit. Dan itu terulang untuk minggu-minggu kedepannya. Entahlah, gue juga bingung kenapa tapi memang ada sesuatu yang bikin gue betah ngeliat wajah doi. Tapi yang jelas bukan sesuatunya Syahrini karena waktu itu si Jambul Katulistiwa belum eksis.

Dan saat gue tau bahwa nama cewek itu adalah Leliana Anggraini yang sebelumnya sukses bikin gue bilang WOW, keinginan untuk sekedar ngeliat wajah dia itu jadi semakin parah. Gue ingat kelas kami itu tetangga, doi 7.3 gue 7.2, dan doi duduknya itu pas di samping jendela dekat koridor. Jadi kalau mau ke toilet atau kalau kelas gue istirahat duluan, gue pasti ngelewatin tuh kelas 7.3. Ya beberapa kali gue curi-curi pandang lah ke doi. Hehehee... Ya tapi lagi-lagi itu hanya sebatas rasa kagum.

Beberapa minggu sebelum tahun ke-2 gue di SMPN 19 Palembang, gue lagi-lagi dibuat kagum sama cewek yang namanya Leliana ini. Doi juara 1 umum waktu kenaikan kelas! Iya, kali ini juga gue bilang WOW.. tapi gak sambil koprol atau rolling in the deep karena lagi upacara itu cuy.

Dan saat gue duduk di bangku kelas dua, sebuah kenyataan bikin gue berasa abis minum kopi Good Day, nama Leliana Anggraini tercantum di kelas yang sama dengan nama gue berada. Kelas 8.1, sebuah kelas yang sederhana dan meniru gaya hidup manusia purba yang nomaden, tapi gak akan pernah gue lupa sampai kapanpun kecuali gue kena anemia (amnesia!), karena di kelas itu lah seorang M. Rafif Anwar belajar tentang cinta dan kasih sayang dari seorang Leliana Anggraini.

Part 2: January, 13th 2007

Sebuah kebahagiaan tersendiri memang buat gue bisa ada di kelas yang sama dengan orang yang gue kagumi. Di kelas 8.1 ini gue cukup dekat sama cewek yang (dulu) akrab dipanggil Leli ini. Kebetulan tempat duduk kami juga cukup berdekatan. Jadi kalau cuma sekedar ngobrol akrab, sms-an, ketawa bareng, ledek-ledekkan, lempar-lemparan batu, tonjok-tonjokkan, atau bunuh-membunuh, sudah biasa (serem amat). Dan bohong kalau gue bilang gak ada perasaan suka yang timbul dari kedekatan kami itu.

Siang harinya sebelum malam tahun baru 2007, adalah hari bersejarah buat gue. Untuk pertama kalinya gue tau gimana rasanya nge-date sama cewek yang kita suka. Iya, siang itu adalah first date gue. First dalam hidup gue dan first dengan seorang Leliana Anggraini. Sepatu, kemeja lengan pendek, jaket, topi dan sebuah tas ransel adalah benda-benda yang melekat di tubuh gue waktu itu. Iya, kombinasi yang aneh memang. Sampai sekarang gue masih suka merinding ngebayangin penampilan gue waktu itu.

Tapi walaupun penampilan gue udah kayak manusia tahun 70an yang nyasar dengan mesin waktu, hari itu sangat berkesan buat gue. Untuk pertama kalinya gue tahu gimana rasanya nonton berdua sama orang yang kita suka. Sensasi deg-degannya itu lho.. menggigit! Dan disambung lagi dengan acara malam tahun baru bareng teman-teman gue (dan doi juga ada tentunya), menambah lengkap kebahagiaan gue hari itu. Ibaratnya hari itu gue matipun rasanya gak akan nyesel. Elee.. hahaha... .

13 Januari 2007 sekitar pukul 19.00 WIB gak ada yang spesial buat gue. Kalaupun ada yang beda, paling-paling hanya ada 3 hal: pertama, malam itu hujan cukup deras, kedua malam itu gue lagi ada di salah satu mall di kota Palembang sama teman akrab gue, dan yang ketiga gue merasa lebih ganteng malam itu (fiktif!). Mungkin kalian berpikir bahwa teman gue itu tak lain dan tak bukan adalah cewek yang selama ini gue kagumi, cewek yang namanya sudah sangat sering gue sebut di posting ini; Leli. Tapi maaf, Anda kurang beruntung, gosok terus. Teman gue itu cowok, Endy namanya. Mungkin kalian (lagi-lagi) berpikir bahwa karena suatu hal perasaan ke Leliana Anggraini hilang dan gue mulai suka sesama jenis. Jika itu yang ada dalam pikiran kalian, maka kalian semua benar (lho?!). Hehehe.. Just kidding. Sampai malam itu, rasa kagum dan suka gue ke Leli belum hilang sedikitpun.

Gue dari dulu selalu yakin bahwa hati dan perasaan manusia itu akan lebih "sensitif" saat hujan turun. Coba kalian buktikan sendiri. Saat hujan turun apa yang dirasakan oleh hati kita saat itu, entah itu rasa sayang atau rasa benci, akan menjadi lebih menggigit (?). Mungkin itulah kenapa cukup banyak puisi yang memasukkan kata hujan di dalamnya. Bisa saja pada kenyataannya puisi itu benar-benar dibuat saat hujan turun.

Begitu juga dengan gue malam itu. Entah karena 'dorongan' dari hujan yang turun cukup deras atau memang hati kecil gue yang mengatakan bahwa malam itu lah saat yang tepat, malam itu gue bulatkan tekad dan kuatkan iman dan taqwa untuk menyatakan cinta gue ke seorang cewek yang sudah cukup lama gue kagumi; Leliana Anggraini.

Part 3: Learning Process

Kalau kalian tanya gimana cara gue nembak doi, gak ada yang spesial. Bahkan menurut gue kurang gentleman. Bukan, bukan lewat telepon, tapi lebih hina lagi. Iya, lewat SMS! Saat itu gue masih seorang Rafif yang super pemalu, yang bahkan gak bisa ngeliat mata orang dalam waktu lama. So what?! Itu masa lalu, jadi bukan masalah buat gue.. masalah buat loe?! Hehehe.. Jadi apa gue diterima? Pastinya, kalau gak posting ini gak akan pernah ada.

Banyak hal yang gue alami dalam hubungan gue dengan seorang Leliana selama duduk di bangku SMP ini. Mulai dari coklat valentine yang dimakan semut, kado ulang tahun yang gak jadi surprise karena udah keburu ketahuan, sampai kena tilang bareng gara-gara wajah gue yang terlalu imut. Semua itu bikin perasaan gue yang dulunya sekedar suka. tumbuh jadi perasaan cinta.

Satu setengah tahun gue jadian, banyak hal yang gue pelajari tentang yang namanya cinta dan kasih sayang. Tentang bagaimana berkorban untuk orang yang kita sayang, tentang bagaimana menyayangi tanpa mengekang, tentang bagaimana mengerti dan memahami, dan semua hal yang gue yakin gak akan ada di kurikulum sekolah manapun (ada gitu pelajaran Cinta dan Kasih Sayang Cup Cup Muah Muah?). Sebuah pelajaran kecil tentang cinta.

16 November 2012

Hallo readers, pecinta dan pengguna (?) setia blog Mix and Mate. Setelah sekitar 6 bulan lamanya blog gue gak update, akhirnya pada malam yang sakral dan mistis ini terbitlah sebuah posting baru yang akan menguji adrenalin Anda (semacam Tornado atau Histeria).

Let's save the apologize for later guys. Soal kenapa, siapa, dan berapa (?) blog ini bisa vakum, itu akan gue bahas nanti. The most important now is, hari ini tepat tanggal 16 November 2012 adalah hari ulang tahun my lovely sweety honey fresh orange choco curnchy Leliana Anggraini atau sebut saja Bunga! (loh?! Kidding)

Jadi ceritanya nih kan gue dan doi itu LDR.. tau LDR kan? Itu lho saudaranya CDR. Kalo LDR itu kan Long Distance Relationship, nah kalo CDR itu Cong Distance Relationship. Berhubung kami sekarang ini LDR, cukup sulit buat gue untuk kasih hadiah secara langsung buat doi. So, gue putuskan untuk ngasih doi hadiah plus plus. Salah satu plusnya ya posting spesial tentang doi di blog gue ini. Mengingat waktu itu juga doi pernah minta dibikinin sebuah posting khusus tentang dia, jadi tepat jam 00.00 dini hari ini gue kabulkan permintaan itu.

Well then, cukup sekian buat openingnya and let's skip to the next post. The special post for my special girl, Leliana Anggraini...
But before that, check this very simple video that I made special for her ;)

Tuesday, May 22, 2012

The Truth About My 'Sesuatu'

Manusia itu memang harus berani untuk membuat suatu perubahan. Sebuah kata bijak yg pernah gue baca, "Untuk menjadi luar biasa maka kita harus melakukan hal yg luar biasa pula". Apa yg gue dapat dari kata-kata itu adalah jika kita ingin mendapatkan sesuatu yg lebih dari apa yg kita dapatkan sekarang maka kita juga harus berani melakukan sesuatu yg lebih dari biasanya.

Kurang lebih itulah yg gue alami bulan April lalu.
Sebulan yg lalu gue UAS nih ceritanya. UAS di kampus ini sedikit berbeda dari kampus lain. Lebih terkesan ekstrem, terkesan horor dan mencekam, dan terkesan membahayakan jiwa raga #hiperbola. Di sini kuliahnya pake sistem paket, jadi setiap semester udah ditentuin mata kuliah plus jumlah SKSnya. Dan untuk lanjut ke semester berikutnya ada beberapa persyaratan yg HARUS dipenuhi:

  1. IP minimal harus 2.4 (40% nilai UTS, 40% UAS, 20% Tugas)
  2. Gak boleh ada nilai E
  3. Gak boleh ada dua nilai D di matkul yg 2 SKS
  4. Gak boleh ada nilai D di matkul yg 3 SKS
  5. Gak boleh nyontek, memberi contekan, atau berniat untuk itu, karena kejahatan bukan hanya ada niat pelakunya tapi juga karena ada kesempatan! Waspadalah! Waspadalah!
  6. Sehat jasmani rohani, soalnya kalo meninggal gak bakalan lulus
  7. Bisa baca tulis, minimal bisa bikin huruf X sama O untuk nyilang atau ngelingkerin jawaban (kalo soalnya essay siapkan saja pisau tajam untuk bunuh diri)
  8. Buta warna masih diperbolehkan karena kertas soalnya cuma 2 warna (hitam-putih)
  9. Persiapkan gunting atau cutter atau korek api untuk merusak soal kalo ternyata soalnya terlalu mudah dan membuat kita merasa terhina
(lakukan ini jika merasa terhina oleh soal)
 
Nah, dari 9 persyaratan di atas silahkan kalian cerna sendiri mana yg nyata dan mana yg ghaib.
Kembali ke masalah UAS tadi. Jadi ceritanya nih hasil UTS gue sangat tidak memuaskan bung. Malah cenderung ke tingkat siaga 10 #kronis. Jadi kalo nilai UAS gue gak ditingkatkan, kematian sudah dipastikan akan menghampiri #horor. Nah, mengutip dari kata-kata gue di awal tadi bahwa di sini gue harus mau melakukan sesuatu yg lebih dari sebelumnya supaya bisa lulus saat UAS nanti. Dan dalam hal ini gue harus mengubah cara belajar gue.

Jadi untuk alasan itulah gue menutup blog ini untuk sementara. Dan 'sesuatu' yg gue sebutkan di pengumuman penutupan blog ini ya tak lain dan tak bukan nilai UAS itu sendiri.

Nah, soal hasilnya alhamdulillah... puji syukur gue bisa maksimal ngerjain semua soalnya. Dan.... IP ya? Hmm.. kalo masalah IP sih gue sebenernya gak bikin target yg terlalu tinggi. Buat gue IP bisa di atas 3 aja udah syukur. Karena apa? Karena gue ini cool #hoek. Maksudnya karena UTS gue nilainya lumayan hancur belur jadi kalo mau IP 3.75 ke atas itu kayaknya gak mungkin atau impossibru! Kecuali nilai UAS gue 100 semua.

So, berapa IP gue? Jawabnya 3,20. Kecil ya? Iya mungkin emang kecil dan bahkan lebih kecil dari upilnya kurcaci. Tapi untuk bisa 3.20 ini gak mudah lho mengingat nilai UTS gue sudah hopeless. Dan kecil-kecil gini yg penting 'rasanya' bung. Hahaa.. Maksud gue, rasa perjuangannya untuk bisa tembus IP di atas 3 itu lho... jangan mikir yg lain dulu.

Jadi di sini gue bisa betul-betul tau makna dari kata-kata bijak yg pernah gue baca; "Hasil memang penting, tapi perjuangan untuk mencapainya lebih penting dan lebih berharga"

Kesimpulan: Biarpun sekecil upilnya kurcaci, yg penting rasanya bung!

Kapal Api, jelas lebih enak
--au revoir

Wednesday, March 7, 2012

Me and Another Me

Guru gue pernah bilang, "Sebuah hubungan itu menyatukan dua hal yg benar-benar berbeda.". Dan menurut gue hal itu memang benar adanya. Karena berdasarkan sebuah prinsip yg gue pegang, bahwa dua hal yg terlihat berbeda dan berlawanan itu sebenarnya dekat sekali, hanya dibatasi oleh sebuah pembatas yg gak lebih tebal dari sehelai tisu toilet. Dan sebuah hubungan itu bisa kita ibaratkan sebagai "penghancur" batasan antara dua hal tersebut.

Kenapa gue bilang begitu? Karena akhir-akhir ini gue sering memikirkan tentang tingkah laku dan sifat bokap sama nyokap. Ternyata kalau diperhatikan lagi keduanya punya sifat-sifat yg berlawanan dan jumlahnya pun gak bisa dibilang sedikit. Gue mikirin sifat mereka pun ada alasannya. Akhir-akhir ini gue sering ngerasa ada semacam "perang" sifat dalam diri gue.

Misalnya nih soal emosi. Gue sebenarnya bukan tipe orang yg penyabar bahkan mungkin sedikit emosional. Tapi entah kenapa saat gue merasa ingin meledak amarahnya, ada bagian diri gue yg selalu nyuruh untuk sabar dan tahan supaya gak marah. Seolah saat gue akan marah, selalu ada bisikan "Rafiiif...sabar, sabar. Sudah makan dulu sana, ada mie ayam spesial."

Dalam beberapa hal gue bisa untuk jadi orang yg benar-benar sabar. Tapi dalam beberapa hal pula, gue juga bisa jadi sangat emosional. Dan hal itu gue sadari diwariskan dari bokap gue yg cukup emosional dan nyokap gue yg sabarnya minta ampun.

Sebuah fakta yg baru-baru ini gue sadari adalah ketika sehabis marah dengan seseorang, selalu ada rasa penyesalan dalam diri gue. Setelah marah gue pasti berpikir; "kenapa gue harus marah? Mereka yg gue marah pasti merasa sedih, takut, kecewa, dan perasaan tidak mengenakkan lainnya. Kenapa gue gak lebih sabar dan bilang secara halus? Kenapa gak langsung gue lempar aja tu orang ke jurang? (yg ini bercanda)" Pikiran-pikiran semacam itu bisa dipastikan selalu muncul sehabis gue marah.

Mau contoh lain? Boleh... Kalian tahu kalau gue punya tahi lalat di atas bibir? Orang bilang punya tahi lalat di bagian itu menandakan seseorang yg punya sifat talkaktive atau bahasa manusianya, cerewet. Gue gak ngebantah kalau tahi lalat di atas bibir ini menandakan gue cerewet, tapi gue juga gak setuju kalau kalian bilang gitu. Lho, jadi? Jadi, dalam beberapa hal gue ini emang orang yg cerewet tapi gue juga bisa jadi pendiem kayak orang yg lagi mati-matian nahan kentut.

Saat jadi orang yg cerewet, proses yg terjadi dalam diri gue adalah 3D: Dilihat, Dicerna, dan Diucapkan. Gue lihat suatu hal, gue cerna dan analisa di otak, dan langsung gue utarakan ke yg bersangkutan. Kenapa gue utarakan? Karena yg bersangkutan ada di utara gue, kalau di barat maka akan gue baratkan. Dan gue memperhatikan semua hal di sekitar gue dari yg paling kecil sekalipun. Hampir semua hal gue pikirkan dan hampir semua hal selalu gue komentari. Jadi di situlah letak cerewetnya gue. Dan saat jadi orang yg pendiam, proses yg terjadi dalam diri gue masih 3D namun 3D yg berbeda: Dilihat, Dicerna, dan Disimpan. Gue lihat suatu hal, gue cerna dan analisa di otak, dan cukup gue simpan dalam hati.

Pada dasarnya kedua hal itu dikarenakan otak gue yg selalu aktif memperhatikan sekeliling. Hanya saja saat jadi cerewet, mulut gue ikut aktif di sini. Dua sifat yg berlawanan ini juga gue dapat dari bokap dan nyokap gue. Nyokap orangnya tergolong cerewet dan bokap gue tergolong orang yg pendiam.

Nyokap : "Peepp! Itu bajunya dimasukin ke lemari!"
Gue : "Iya buuukk.."
Nyokap : "Peepp! Itu motornya masukin ke dalem!"
Gue : "Iya buuukk.."
Nyokap : "Peepp! Kamu juga cepet masuk ke kandang!"
Gue : *nangis di bawah shower

Dua hal di atas adalah yg paling sering gue rasakan. Contoh lain gue ini bisa jadi orang yg sangat perhatian tapi bisa juga jadi orang yg cuek mampus sama orang lain. Ini juga gue dapet dari bokap yg cuek dan nyokap yg punya sifat perhatian.


Semua hal ini cukup merepotkan gue sih, jadi suka bingung sendiri. Tapi overall gue bersyukur, karena dengan ini gue jadi orang yg fleksibel, bisa menyesuaikan dengan tingkah laku pasangan, teman, dan lingkungan. Sebuah anugerah yg mungkin gak semua orang dapatkan. Terimakasih Ya Allah, Engkau masih memberi hambaMu ini kelebihan di tengah kebodohan tingkah hamba. Hehehe..

Kalian tahu? Karena gue tempe. Hehehe..
Maksud gue kalian tahu, dunia ini indah karena ada banyak perbedaan di dalamnya. Pelangi itu indah karena ada banyak warna di dalamnya. Dan gado-gado itu enak karena ada banyak sayuran di dalamnya. Betul kan temen gue yg nyari gado-gado di Mall? Hahaha..





Kesimpulan: Gue bingung mau bikin kesimpulan apa, jadi mari kita goyang saja. Jari dan jempol tangan di goyaaangg...! #kumat

Buanglah sampah pada tempatnya
--fin

Tuesday, March 6, 2012

Kisah Cinta Puskesmas Berdarah

Satu lagi cerita yg diangkat dari kisah nyata para personil GBA. Kali ini gue akan bercerita tentang kisah cinta salah satu personil kami John Adrianta Barus a.k.a Jin dari GBA. Kami sebut Jin karena John ini punya kemampuan menghilang dalam kegelapan malam. Saat lampu menyala, maka dia akan terlihat (tidak) jelas. Dan saat lampu mati, John akan terlihat semakin (tidak) jelas.

Kisah ini terjadi tanggal 17 November 2010, sore hari sekitar pukul 16.15 saat kami duduk di kelas 3 SMA. Salah satu personil kami, Akhmad, saat itu masih bertempat tinggal di Kabupaten Sembawa tepatnya Km.24 Palembang. Jarak yg cukup jauh harus ditempuh setiap hari untuk pulang-pergi ke SMA kami yg berada di Km.3,5. Mendaki gunung lewati lembah, jalan membentang indah ke SMANTA, bersama angkot bertualaaang... (irama OST Ninja Hatori)

Jadi apa hubungan kisah cinta John dengan tempat tinggal Akhmad yg ada di Sembawa? Bukan hubungan gelap tentunya. Nah hari itu sekolah kami sedang libur (gue lupa dalam rangka apa) jadi kami semua personil GBA memutuskan untuk bertualang ke Km.24, Sembawa, sembari silaturahmi ke rumah Akhmad.

Perjalanan ditempuh dengan menggunakan 5 helai motor yg ditumpangi oleh 8 onggok daging hidup anggota GBA; gue, Revans, John, Wawan, Fajar, Halima, Ade, plus Si Gendut, eh maksud gue Windy (lihat gambar dari kiri). Sejauh 20,5 kilometer ke arah Barat Daya dengan ketinggian 0,5 meter di atas permukaan aspal (diukur dari knalpot kami) dan dalam waktu kurang dari 2 jam. Sebuah perjalanan yg sangat melelahkan dan sangat cukup membuat pantat kami kram dan ngebul keluar asap hitam.

Begitu landing di Sembawa, tentu tempat pertama yg kami tuju adalah Bandara Soekarno-Hatta (?), maksud gue Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, eh maksud gue rumah Akhmad. Gak ada yg spesial sih yg kami lakukan di sana. Paling cuma foto bareng bersama "Sapi" Sembawa yg gemuk-gemuk, selebihnya biasa saja. Kalian tahu kan arti kata spesial bagi GBA? Spesial itu ketika kita makan mie pake telur sambil bungee jump dari Jembatan Ampera. Jadi kalau tidak ada kegiatan seaneh dan segila itu maka kami anggap biasa-biasa saja.


Nah, kisah cinta pertemuan John dengan pujaan hatinya dimulai saat kami dalam perjalanan pulang. Masih dengan ketinggian 0,5 meter di atas permukaan aspal karena gak mungkin knalpot kami geser ke atas atau ke bawah.

Kami tiba di Km.18 dengan peringkat pertama ditempati oleh Fajar dan Windy dengan Motor Suzuki Thunder nya diikuti oleh Wawan dengan Honda Supra Fit nya, ditempat ke-3 ada John dan Halima dengan Honda Vario nya, tepat di belakangnya ada gue dengan Yamaha Vixion dan di tempat terakhir ada Revans dan Ade dengan Honda Supra X 125 nya.


Tepat di depan John ada sebuah motor yg dikendarai oleh seorang ABG cewek (sebut saja Ayu) yg menurut gue masih SMP dalam posisi akan menyebrang jalan. Keliatannya tu anak baru belajar naik motor, karena waktu nyebrang keliatan banget mukanya galau. Saat itu John sudah memberi aba-aba agar Ayu langsung nyebrang karena posisi jalan memang kosong. Tapi entah karena takut liat wajah John atau malah terpesona ngeliat ketampanannya, si Ayu yg waktu itu ngebonceng temannya ini malah diam terpaku di tengah jalan. Berusaha agar gak menabrak, John  banting setir dan melewati sisi jalan satunya. Namun si Ayu ini tiba-tiba malah nyebrang, dan.....

"Tintiiiinnnn....!!!"
#JEGERRR

Tabrakan penuh cinta pun tidak dapat dihindari. Kalau kalian bingung lihat saja ilustrasi lebay di samping.
Gue yg saat itu tepat berada di belakang John sontak saja langsung berhenti dan langsung lari ke tempat John beserta Halima terkapar untuk melihat keadaan mereka.

Gue : "John!"
John : "Rapep!"
Gue : "Kamu kemana? Nelpon gak pernah, SMS gak pernah!"
John : "Aku kecelakaan bego!"
#KorbanIklan

Revans, Ade, beserta Wawan yg saat itu berada tidak jauh dari gue juga ikut berhenti. Untungnya keadaan John baik-baik saja dan yg lebih untung adalah Halima yg saat itu dalam posisi tanpa helm juga tidak mengalami luka parah selain kakinya yg tergores cukup panjang.

Masalah justru datang dari Ayu (temannya secara ajaib baik-baik saja), punggung telapak kakinya terluka sangat parah sampai mengeluarkan darah cukup banyak. Mau gak mau kami harus membawanya ke puskesmas terdekat. Di situ Fajar dan Windy yg tadi sudah berada jauh di depan kembali lagi karena menyadari kami gak lagi mengikuti mereka.

Terlalu panjang ceritanya kalo mau gue jabarin apa yg terjadi di puskesmas. Intinya di situ kami nanggung semua biaya pengobatan Ayu. Yg gue heran adalah waktu itu cuma 1 orang yg luka, yg diobati di puskesmas, kalo yg dateng keluarganya sih wajar sekitar 3-5 orang. Tapi waktu itu 1 RT dateng semua ke puskesmas! Suwer disamber Katie Holmes, kami cemas setengah mampus waktu itu. Di kelilingi warga dengan ekspresi orang yg udah 7 hari sembelit dan tatapan yg seakan menatap pencuri pakaian dalam, sebisa mungkin gue dan temen-temen gue pengen cepat-cepat cabut dari situ.

Dan semua urusan pun selesai sekitar pukul 18.40. Kami kembali ke rumah masing-masing dengan selamat. Hanya satu yg gak selamat, uang kami...habis buat bayar biaya pengobatan puskesmas! #GarukDinding

Yah... mau gimana juga kami tetap bersyukur urusannya bisa selesai tanpa berujung ke hal-hal yg tidak diinginkan. Nah, jadi dimana letak kisah cinta John? Jawabnya: TIDAK ADA! Hahahaa... Itu hanya gurauan kami saja. Karena waktu itu John 99% bertanggung jawab atas apa yg telah dia lakukan kepada Ayu. Di mata kami jadi seperti ini:

Ayu : "Jhon! Kamu harus tanggung jawab!"
John: "Iya Ayu, aku pasti tanggung jawab Yu"
Ayu : "Nikahi aku John!"
John: *epilepsi

Jadi benar-benar kisah yg romantis, sadis, dan tragis juga bombastis di mata kami para anggota GBA yg waktu itu menjadi saksi pertemuan John dengan Ayu. Well, kalo di sinetron orang serempetan aja bisa jatuh cinta lalu pacaran, gimana dengan yg tabrakan sampe separah itu? Gue rasa pasti langsung nikah deh.

Kesimpulan: Jika kalian masih jomblo dan ingin segera punya pacar, pergilah ke Sembawa Km.24 Palembang, lalu saat pulang usahakan nabrak cewek cantik yg kalian inginkan dan sesuaikan dengan kendaraan kalian. Menabrak cewek dalam truk saat mengendarai motor bisa berakibat rawat inap di Kamar Mayat.

Mari hijaukan Bumi ini
--vous voyez

Saturday, March 3, 2012

Putra-Putri SMANTA: My Era

Beberapa hari yg lalu gue lagi-lagi berkunjung ke SMA gue dulu, SMANTA, dalam rangka kunjungan organisasi. Sebuah organisasi yg buat gue merupakan organisasi resmi yg paling banyak meninggalkan banyak cerita semasa gue SMA; Putra-Putri SMANTA


Putra-Putri SMANTA itu sendiri merupakan sebuah organisasi yg mewakili seluruh siswa SMANTA (SMA Negeri 03) Palembang dan dibagi dalam 8 aspek. Bingung? Sama, gue juga bingung. Hahahaa... Jadi sederhananya liat aja deh event semacam Abang-None Jakarta atau Bujang-Gadis Palembang, nah kalau untuk SMA gue namanya Putra-Putri SMANTA (untuk selanjutnya mari kita sebut dengan Pa-Pi SMANTA).

Di Pa-Pi SMANTA ada 8 gelar yg masing-masing diemban oleh 8 siswa dan 8 siswi sebagai putra dan putri dan disesuaikan dengan kepribadian mereka. Jadi di Pa-Pi SMANTA anggotanya selalu dan akan selalu 16 orang, tidak pernah kurang atau lebih selama Marwan masih pacaran sama Mawar (emang gak nyambung). Delapan gelar itu sendiri adalah sebagai berikut:
  1. Putra-Putri SMANTA (King & Queen)
  2. Putra-Putri Intelegensi
  3. Putra-Putri Berbakat
  4. Putra-Putri Best Performance
  5. Putra-Putri Kepribadian
  6. Putra-Putri Favorit
  7. Putra-Putri Persahabatan
  8. Putra-Putri Lingkungan Hidup
Nah, di sini gue sendiri menjabat sebagai Putra Persahabatan periode 2009-2010. Mungkin karena sesuai dengan kepribadian gue yg selalu tersenyum. Teman lewat senyum, guru lewat senyum, Kepala Sekolah lewat senyum, penjual nasi tempat biasa gue ngutang lewat.... pura-pura mati! Lagi sendirian pun gue suka senyum-senyum sendiri. #gila

Berkunjung dan melihat para calon-calon Pa-Pi SMANTA yg sedang dikarantina membuat gue bernostalgia, kembali ke saat gue masih di posisi mereka, saat gue masih duduk dibangku kelas 1 SMA, culun, suka ngeces sana-sini waktu ngeliat duit, dan masih selalu dibuat bingung dengan pertanyaan: "Apa itu cinta?" #asseekk


Pemilihan Pa-Pi SMANTA dari tahun ke tahun terdiri dari 2 tahap tes; Tes Tertulis dan Tes Wawancara. Sebenarnya gue mau usul supaya di tambah dengan Tes Kesehatan dan Psikotes supaya nanti yg lulus sekalian dapet NIP (Nomor Induk Pegawai) dan diangkat jadi PNS. Tp gue sadar itu gak segampang kayak di iklan Pepsodent White Now. Tinggal sikat gigi pake Pepsodent White Now terus cengar-cengir di depan Kepala Sekolah nunjukin gigi yg tampak lebih putih seketika. Boro-boro usul gue dikabulin yg ada malah gue disangka gak waras.

Tes Tertulis gue gak seberapa mengesankan sih. Gue inget waktu itu ada pertanyaan tentang siapa nama keturan Mahatma Gandhi yg....entahlah, pokoknya yg terkenal deh. Nah, boro-boro nginget nama keturunan Mahatma Gandhi yg bahkan gue gak pernah kenal atau say hallo sama dia, nama nenek gue aja masih sering lupa. Jadi di sini gue jawab pakai cara logika-orang-bodoh. Gue mengira-ngira kalau nama keturunan Mahatma Gandhi itu pasti memiliki nama "Gandhi" juga di belakang nama kecilnya. So, gue jawab; ".... Gandhi". Minimal kalau poin tu soal 10, gue masih dapet 5 kan?

Entah karena jawaban keren itu atau karena apa, gue bisa lulus ke Tes Wawancara. Di sini kami diwawancara sama guru bahasa indonesia, guru kesenian, guru bahasa inggris, dan guru bimbingan konseling. Cukup lancar walaupun gue agak sotoy waktu di tanya soal berita hot yg ada di koran dan agak mengerikan juga waktu denger gue nyanyi waktu itu.

Penguji : "Sering baca koran?"
Gue : "Lumayan Bu"
Penguji : "Biasanya bagian berita apa yg sering kamu baca di koran?"
Gue : "Bagian resep masakan Bu"
Penguji : (mulai ragu sama orientasi seksual gue) "Hmm.. suka masak?"
Gue : "Ah, gak juga kok Bu"
Penguji : "Jadi kenapa?"
Gue : "Suka aja Bu liat gambarnya. Keliatan enak-enak"

Yg jelas lagi-lagi di sini gue lulus dan resmi jadi 16 finalis Pa-Pi SMANTA untuk periode 2009-2010. Di masa karantina gue belajar banyak hal soal Public Speaking, soal gimana jalan di atas panggung, soal olah vokal (walaupun mau diolah gimana juga suara gue tetep ancur), dan tentunya tentang apa itu arti sebuah kebersamaan.

Setelah lebih kurang 10 hari dikarantina akhirnya tiba juga hari dimana kami akan show di atas panggung. Satu-persatu peserta dipanggil dan diberi pertanyaan dari seorang juri yg dipilih secara acak. Dan tiba giliran gue

MC 1 : "Peserta berikutnya berasal dari kelas X.G"
MC 2 : "Eh, denger-denger peserta ini jago lho di seni bela diri Tae Kwon Do"
Gue : (tepok jidat)

Gue emang pernah mendalami bela diri Tae Kwon Do ini, tapi firasat gue gak enak kalo hal ini disebutkan di momen kayak gini. Dan benar saja, juri nyuruh gue untuk memperagakan gerakan Tae Kwon Do di atas panggung. Aduuhh... sekedar info, kebanyakan gerakan Tae Kwon Do itu dilakukan menggunakan kaki, dan kostum gue waktu itu kemeja + rompi dengan bawahan celana bahan + sepatu pantofel. Masa gue mau loncat-loncat gak karuan di atas panggung? Salah-salah celana gue bisa robek dan..... sudahlah, gue gak mau meneruskan demi kelangsungan hidup kalian.

Jadi sebisa mungkin gue ngeles dengan mengatakan, "Maaf, kostum saya sedang tidak memungkinkan untuk melakukannya, jadi mungkin lain kesempatan akan saya peragakan." atau "Maaf, pertanyaan yg Anda tuju sedang tidak aktif. Mohon coba kembali di lain kehidupan."
Tapi juri gak mau tau cuy, akhirnya terpaksa gue melakukan sedikit gerakan yg HANYA menggunakan tangan saja. Dan setiap gerakan gue selalu diikuti teriakan "Eaa! Eaa!" dari para penonton. Bela diri dengan sepatu pantofel itu kayak Afika yg seharusnya makan Oreo rasa jeruk malah makan racun tikus rasa jeruk.


Yah, untungnya hari itu pun cepat berlalu. Acara ditutup dengan penyerahan gelar yg mirip kayak proses ekstradisi di acara Penghuni Terakhir (walaupun gak lebay pake teriak-teriak). Dan di situ gue resmi menyandang gelar Putra Persahabatan 2009-2010.


Hari yg super melelahkan buat gue. Tapi overall, gue bersyukur banget bisa ngerasain pengalaman berharga ini. Bisa gue share sama junior-junior gue nanti, bisa gue ceritain ke anak-cucu gue, bahkan bisa gue jadiin film layar lebar yg bisa menembus Box Office Hollywood #lebay. Yg jelas gue bersyukur karena di sini gue bisa punya sebuah keluarga baru lagi, The Big Family of Putra-Putri SMANTA.

Kesimpulan: Sebelum melakukan gerakan bela diri, pastikan kalian tidak memakai pantofel ataupun celana bahan karena akan berakibat Afika salah makan Oreo (?)

Wednesday, February 22, 2012

The Truth Behind Mengigau

Posting kali ini gue buat sehubungan dengan terjadinya insiden yg cukup wajar tapi juga cukup konyol yg dialami oleh salah seorang teman sekelas gue. Demi harga dirinya, gue gak mau menyebutkan nama si pelaku. Jadi di sini gue benar-benar menjaga kerahasiaan yg ada agar nantinya tidak terjadi hal-hal yg diinginkan.

Jadi teman gue Zelfa Dewita...ah! Keceplosan! #sengaja
Waduh, mau gimana lagi nih? Udah keceplosan ya apa boleh buat ya pemirsa (padahal sengaja, mana ada keceplosan sampe kesebut nama lengkapnya).

So, Mbak (?) Zelfa ini beberapa hari belakangan ternyata punya kebiasaan bicara sendiri dalam tidurnya. Istilah bekennya; mengigau. Kejadian ini diperkuat oleh saksi teman 1 kostnya sendiri yaitu Uni Rahmi. Sayang, Uni Rahmi tidak sempat mengabadikan momen bahagia ini. Padahal kalau saja ada rekaman video atau suaranya, gue akan dengan senang hati memperlihatkannya kepada khalayak ramai. Hahahaa.. *ketawa Jin Ifrit

Jadi sehubungan dengan kejadian itu gue akan sedikit membahas tentang peristiwa mengigau ini. Listen carefully amigo.

Dalam dunia medis gangguan tidur secara umum disebut parasomnia. Mengigau, mimpi buruk, dan gangguan tidur lain juga termasuk di dalamnya.

Mengigau itu sendiri secara umum disebabkan oleh faktor kelelahan atau  kurang istirahat yg menyebabkan gelombang otak kacau yg otomatis berpengaruh terhadap mekanisme tidur kita. Sebab lain yg bisa menimbulkan peristiwa mengigau adalah konsumsi alkohol sebelum tidur, demam tinggi, stres kejiwaan, atau pengaruh obat-obat tertentu.

Tidur kita secara umum dibagi menjadi 2 jenis: REM (Rapid Eye Movement) dan NREM (Non Rapid Eye Movement). REM bukannlah tahap tidur yg dalam sedangkan NREM adalah tahap tidur yg dalam atau bahasa kerennya tidur nyenyak. NREM juga dibedakan menjadi NREM Light Sleep dan NREM Deep Sleep yg merupakan kualitas tidur terbaik manusia.

Mengigau itu sendiri terjadi pada tahapan tidur ringan atau bisa juga pada tahapan REM tempat mimpi biasa terjadi. Jika muncul pada tahapan REM maka kata-kata yg dikeluarkan saat mengigau biasanya berhubungan erat dengan mimpi yg sedang dialami atau malah sangat bertolak belakang dengan mimpi. Dan untuk dicatat, apa yg diucapkan saat mengigau sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yg terjadi di kehidupan nyata si penderita.

Mengigau itu sendiri sampai saat ini tidak dianggap sebagai suatu penyakit. Namun jika sudah disertai gerakan seperti menendang dan memukul, kemungkinan ini salah satu gangguan tidur yg disebut REM Sleep Behavior Disorder (RBD) yg biasanya diikuti oleh penyakit-penyakit syaraf degeneratif. Gangguan ini umumnya diderita oleh manusia lanjut usia terutama pria.

Sebetulnya tidak perlu cara khusus untuk menghilangkan kebiasaan mengigau ini. Istirahat dan tidur cukup adalah kunci untuk mengurangi peristiwa mengigau ini sendiri. Jadi tidak perlu sampai mengkonsumsi obat tidur atau sejenisnya.

Kesimpulan: Mengigaunya Mbak (?) Zelfa mungkin nantinya akan diikuti oleh gerakan menendang, memukul, atau bahkan menari shaman. Yah itu tanda-tanda RBD, maklum deh faktor usia. Hehehee.. #bercanda

Waspadai pengunaan formalin dan boraks dalam makanan
--au revoir

Tuesday, February 21, 2012

Di Balik Sebuah Pintu Kamar Mandi

Beberapa hari ini gue iseng-iseng liat catatan daftar cerita yg rencananya nanti akan gue jadiin posting di blog ini. Gue liat lagi daftarnya dari awal sampai akhir. Dan setelah gue cermati secara seksama dengan menggunakan mikroskop, ternyata gue menemukan satu fakta penting; Tulisan gue gak bisa dibaca!

Hehehe...gak kok. Fakta yg gue temukan, ternyata 7 dari 20 atau sekitar 35% cerita gue diangkat dari kebodohan yg gue buat bersama para personil GBA. Dan akhirnya gue sadar bahwa bergabung di GBA merupakan keputusan tepat untuk menyalurkan bakat gue dalam hal berbuat bodoh.

Salah satu kisah yg gak akan pernah gue lupa adalah perjuangan kami para GBA Boys dalam rangka menghadiri acara ulang tahun salah satu anggota GBA itu sendiri yaitu, Maria Putri Rizkita atau yg sering kami juluki dengan bocah kencur a.k.a "bocur".

Siang itu tanggal 15 Mei 2010 tahun kodok bunting di kelas XI IPA C, salah seorang anggota kelas sekaligus salah satu anggota GBA, Maria, tiba-tiba menghapiri kami dengan ekspresi kekanak-kanakan yg sama sekali gak matching sama seragamnya dan berkalimat (kalo berkata terlalu sedikit),

"Eh dateng ya ke ulang tahun akyuu malam nanti jam 7.30 di rumah kyuu."*
*dialog di atas diberi majas hyperbola
untuk memberi kesan unyu

Intinya, kami semua anggota GBA plus personil XI IPA C diundang ke ulang tahun Si Bocur ini. Yah tapi soal ulang tahun itu urusan nanti. Buat kami gak jadi masalah mau ada perayaan ultah atau tidak. Tapi di XI IPA C ada sebuah peraturan kejam bagi yg ulang tahun; Traktir atau Mati!

Tapi tenang, pada prakteknya tidak sekejam itu. Kalo orang sering bilang praktek tak seindah teori, di sini gue harus bilang teori tidak seindah praktek. Peraturan yg kami buat memang terlihat kejam. Seolah anggota yg ulang tahun dan tidak mentraktir kami akan didiikat di tiang bendera dan dicabutin bulu kakinya sampai mati. Kalau tidak punya bulu kaki, bulu tangan juga boleh. Kalau masih tidak punya, bulu ketek tidak masalah. Masih tidak ada juga? Bulu-bulu yg lain juga boleh deh. Gak ada juga? Astagaa.. manusia bukan sih? Langsung potong lehernya deh!

Itu mungkin yg ada di benak kalian, walaupun gue kira gak sedramatis itu. Tapi kata "mati" di sini berarti "telur". Lho? Iya, to the point aja deh; kalo yg ultah gak mau traktir pada saat itu juga, maka jangan salahkan kami jika yg bersangkutan pulang sebagai adonan kue. Telur dan tepung jadi 2 benda wajib yg akan melayang ke kepala si korban.

Hal yg sama juga berlaku untuk Maria. Merasa sudah aman karena akan mengadakan acara ulang tahun malam nanti, Si Bocur ini pulang melewati lapangan basket dengan wajah tanpa dosa dan tidak menyadari 3 butir telur sudah kami siapkan spesial untuk rambutnya yg kruwel-kruwel gak jelas itu

Jhon (GBA): *menghampiri Maria* Mar, met ultah ya
Maria : *curiga sembari menjauh* Jhon, jangan main ceplok-ceplokan telor deh
Jhon: Gak kok, mau ngucapin selamat aja gak boleh
Maria : *gak curiga lagi lalu mendekat* Iya deh...
#PRAAAAKKK!!!
#GOOOLLLL!!!

Satu telur menetas secara paksa di kepala Si Bocur. Dan tak bisa dibendung lagi 2 telur lain yg sudah kami siapkan juga dipaksa menetas di kepalanya. Tapi semua berubah saat... (eits, bukan saat Negara Api menyerang lho!)

"HHUUUUAAAAA!!!"

Tanpa kami duga sebelumnya, tiba-tiba saja Maria menangis sejadi-jadinya. Tangisannya itu mirip sekali dengan bayi labil. Kalo kalian sebelumnya belum pernah lihat bayi labil, maka Maria ini lah contoh konkritnya. Dan melihat Maria menangis semakin membuktikan fakta bahwa secantik apapun seorang wanita, kalo udah nangis, jangan harap ada kata cantik lagi yg akan terucap. #SokPuitis


"Kepala aku berdarah nih kena telooorrr... HHUUUUAAA!!!"

Ya ampuunn...dari mana asalnya coba kepala bisa berdarah cuma karena diceplok telur? Kalo emang bisa, mungkin udah dari dulu telur dijadiin senjata tawuran menggantikan batu. Dan mungkin waktu kita mau bikin telur dadar, mecahinnya harus dibanting dari lantai 30 dulu. Ini nih kenapa gue dan anggota GBA lain menjuluki Maria, bocur. Cara berfikir dan tingkahnya waktu itu bisa disetarakan sama adik gue yg masih kelas 2 SD. Yah, tapi mungkin berkat keunikan itulah dia bisa betah di GBA. The art of GBA.

Merasa bersalah atas insiden "berdarah" itu, kami GBA Boys bertekad memberi sesuatu yg spesial di acara malam nanti. Dan setelah melalui rapat yg panjang nan melelahkan, akhirnya kami putuskan untuk memberi Maria kado sebuah bonekayg cukup besar, Boneka Lumba-Lumba.


Dua insiden konyol kembali menyertai kami sebelum tiba di kediaman Maria:
Yg pertama sih menurut gue gak seberapa konyol. Insiden saat kami menemukan kotak kardus yg cukup besar untuk menampung boneka lumba-lumba yg sudah dibeli. Ternyata saking lamanya tu kardus disimpan di gudang, saat kami keluarkan para penghuni seniornya (baca: kecoa) pada kalang kabut. Cukup mengerikan buat gue mengingat gue seorang Entomophobia atau Insectophobia (phobia terhadap serangga), terutama pada serangga-serangga terbang seukuran kecoa. Untungnya gue berhasil menahan diri untuk teriak, kalo tidak bisa-bisa dikira tetangga ada banci kejepit pintu.

Insiden kedua saat kami berkumpul di rumah Tommy, salah satu anggota GBA, sebelum pergi ke acara ulang tahun Maria. Akhmad, salah satu personil maho kami setelah pasangan "Double.D" (Ditto & Dimas), memutuskan untuk mandi di rumah (tepatnya di kamar) Tommy pada waktu itu. Berhubung pintu kamar mandi di kamar Tommy tidak bisa dikunci dan hanya ditutup ala kadarnya, muncullah ide biadab dari otak kami semua. #MunculTanduk

"Satu..dua..tiigaa!"
BRAKKK!!!

Tidak kurang dari 3 kaki bertenaga kuda menerjang pintu kamar mandi, dimana Akhmad sedang syahdu menggosok badan di dalamnya. Dan...WOW! Seksi book! Hahahaa... Refleks si Akhmad pun mencoba menutupi "harga diri" nya.

Sebuah insiden yg cukup mengundang tawa pada saat itu.
Yah, tapi terlepas dari semua insiden yg ada, acara malam itu berlangsung cukup meriah walaupun hujan sempat mengguyur Kota Palembang. Well, tentunya kado dari kami cukup mengundang sensasi berkat ukuran kotaknya yg cukup besar udah kayak bawa selusin bom siap ledak.

Dan malam itu pun gue dan 1/2 dari GBA Boys memutuskan untuk menginap di rumah Tommy. Acara menginap malam itu diisi dan ditutup dengan suara-suara kentut nan merdu dari kami semua beserta aromanya yg menurut gue cocok sekali dijadikan senjata pemusnah massal. The Art of GBA.

Selamatkan anak bangsa dari bahaya Narkoba
--fin

Saturday, February 18, 2012

Mobile Mode!


Mungkin banyak dari kalian yg belum tahu. Atau bahkan banyak dari kalian yg tidak mau tahu. Yah terserah deh, emang gue peduli? Tapi gue emang peduli. #labil
Jadi blog gue sekarang udah bisa diakses lewat perangkat mobile kalian.
Jadi feel free untuk mengakses blog gue kapanpun dan dimanapun kalian berada.
Dan gratis lhooo... iya, gratis kalo kalian punya gratisan internet. Hehehee...

Balada Nasi Iyek

Kemarin gue berkunjung ke SMA gue dulu, SMAN 3 Palembang (SMANTA). Banyak yg berubah di sana. Gue liat sekarang SMANTA sudah punya Green House sederhana dan bersamaan dengan itu mata pelajaran Botani sudah ditambahkan ke kurikulum siswa. Sistem penerimaan siswa barunya pun sudah berbeda. Sekarang SMANTA sudah seperti SMA unggulan lain di Kota Palembang yg membuka PSB (Penerimaan Siswa Baru) lebih cepat dari pada SMA lainnya. Rencana pembangunan yg buat gue cukup mengagumkan juga sudah mulai dilaksanakan.

Padahal belum ada 1 tahun gue pergi dari sana, tapi SMANTA sudah mengalami perubahan yg cukup signifikan menurut gue. Ternyata dunia berkembang dengan kecepatan yg luar biasa. Itu "hanya" SMANTA, bagian yg sangat kecil dari dunia kita ini. Kalau bagian terkecil saja bisa berkembang secepat itu, bagaimana dengan bagian yg lebih besar dari dunia ini? Semua berkembang, berubah, entah itu ke arah yg lebih baik ataupun lebih buruk. Begitu juga dengan hati manusia, yg menurut gue merupakan bagian terbesar dari dunia ini, yg selalu berkembang dan berubah, bahkan dalam hitungan detik.

Well, kembali berbicara soal SMANTA.
Banyak hal dari SMANTA yg gak akan pernah gue lupa. Salah satunya yg sekarang sudah tidak gue lihat lagi keberadaannya, adalah Nasi Iyek. Nama Iyek itu sendiri adalah nama penjualnya. Gue gak tahu siapa nama aslinya. Yg gue tahu, kakak kelas dan teman-teman gue selalu memanggilnya dengan nama Iyek.

Iyek sendiri membuka warung di luar pagar sekolah kami, tepatnya di jalan samping SMANTA yg mengarah langsung ke IAIN (Institut Agama Islam Negeri). Warung Iyek bisa kami akses dari dalam sekolah karena letaknya yg berdempetan dengan pagar sekolah kami. Tepatnya di belakang ruang kelas yg sudah tidak terpakai lagi. Tempat anak-anak yg "terkenal" sering nongkrong.

Dan keberadaan Warung Iyek sendiri sudah seperti ibu kami sendiri. Bukan karena Iyek selalu me-nina bobo-kan kami atau memberi kami kecupan selamat datang sepulang sekolah (iih, gak banget deh!), tapi karena Iyek selalu mengerti kemauan perut kami dengan menghasilkan produk unggulan dalam negeri; Nasi Iyek.

Kalian yg punya pasangan boleh saja bilang kalo pasangan kalian paling mengerti kalian dalam segala hal. Tapi gue jamin semua itu akan runtuh kalo kalian mengenal Nasi Iyek. Dialah yg paling mengerti akan keadaan kantong dan kemauan perut kalian disaat yg bersamaan. Oh Iyek, hati kami padamu... #lebay

Begitu kenapa? Karena menurut gue, Nasi Iyek ini salah satu produk yg memenuhi prinsip ekonomi; "pengambilan keuntungan maksimal dengan biaya minimal". Keuntungan yg gue maksud di sini adalah perut kami. Dan biaya di sini tentu saja uang saku kami.

Nasi uduk atau terkadang nasi kuning, dengan telur mata sapi atau telur rebus, bihun goreng, timun, kerupuk, dan air mineral cup merupakan paket hemat yg ditawarkan Nasi Iyek untuk perut rakus kami. Dan semuanya bisa kita nikmati cukup dengan Rp.5000,- saja pemirsa! Cuma goceng! Gue sering berfikir, kenapa Iyek gak mengekspor produknya ke KFC aja untuk dijadiin salah satu pilihan Paket Goceng. Gue yakin seyakin-yakinnya, Nasi Iyek bakal jadi pilihan utama para pengunjung KFC. Mau makan kenyang cuma goceng? Nasi Iyek pilihannya!


Kelas gue sendiri sudah menjadi korban kebiadaban murahnya Nasi Iyek. Setiap menjelang istirahat, otak kami yg tadinya berisi tentang pelajaran, berganti topik menjadi; "Nasi Iyek hari ini nasi uduk apa nasi kuning ya?". Dan saat bel istirahat (yg bunyinya menurut gue cukup suram) berkumandang, kami secara serempak melempar pena ke udara dan berteriak, "NASI IYEEKKK!!!". Dan besoknya ruang BK (Bimbingan Konseling) dipenuhi oleh siswa dari kelas kami.

Selalu dan selalu ada saja dari kami yg bertugas sebagai kurir Nasi Iyek (seringnya cowok)

Gue: Mau beli Nasi Iyek nih, ada yg mau titip?
Anggota kelas: Titip pep, titip pep!
Gue: Stop! *muka serius
        Kau mencuri hatiku, hatikuu... *goyang obeng
Anggota kelas: *pingsan*|*mulut berbusa*|*kejang*

Yah, walaupun disebut kurir, sebenarnya kami lakukan dengan suka rela kok. Bukan karena kami baik hati dan rajin menabung, tapi karena kalo kami beli Nasi Iyek diam-diam dan makan di kelas, pasti banyak oknum yg tidak bertanggung jawab ikut campur dalam proses penghabisan Nasi Iyek (baca: minta). Jadi lebih baik makan sama-sama kan? Kalo sudah pada sibuk sama bungkusan Nasi Iyek masing-masing, hati tenang, perut kenyang, dan kantong pun senang. Alhasil, secara tidak langsung, di kelas gue kerap diadakan acara "makan bareng Nasi Iyek".

Itu ceritaku, mana ceritamu?

Kesimpulan: Mau Indonesia menjadi negara makmur dimana tidak ada rakyatnya yg kelaparan? Contreng No.3, Iyek! Nasi Iyek untuk kemajuan perekonomian bangsa!

Trotoar hanya untuk pejalan kaki
--au revoir

Friday, February 17, 2012

Antara Aku Dan Peliharaanku

Kalau gue flashback lagi, sepertinya punya peliharaan itu hal wajib buat keluarga gue, entah itu hewan yg hidup di darat atau pun di air. Tapi sejujurnya, nyokap gue gak seberapa suka kalo kami punya peliharaan. Alasannya? Yah, yg paling utama itu karena kotorannya lumayan mengganggu. Nyokap gue itu orangnya sensitif banget kalo masalah kebersihan. Tapi kalo gue, bokap, dan adik-adik gue sudah berkehendak, susah deh mau nolaknya. Alhasil, hewan peliharaan pun dibeli. Dan sebelumnya nyokap pasti sudah ngewanti-wanti; "Nanti binatangnya diurus sendiri-sendiri lho!"

Alhasil dari gue masih jadi anak tunggal sampai punya 2 orang adik perempuan yg cukup merepotkan sekarang ini, rumah gue udah kayak halte bus untuk para binatang. Mereka singgah, sebelum akhirnya pergi. Entah itu mati atau pindah kelain hati. #SokPuitis

Gue inget pertama kali gue tinggal di Kota Metro saat gue masih belia, masih polos, belum ternoda, belum terkontaminasi iklan-iklan jaman sekarang yg cenderung lebay, dan masih suka ngiler sana-sini, keluarga gue melihara 5 jenis hewan sekaligus; kelinci, burung, ayam, angsa, dan yg paling unik adalah kuskus. Dan jumlah dari masing-masing spesies pun gak tanggung-tanggung (kecuali kuskus yg masih jomblo).


Kelinci yg awalnya gue beli sepasang, entah karena emang udah waktunya atau kelinci yg kami beli itu punya kelebihan hormon esterogen dan androgen, tu kelinci kerjaannya kawin melulu cuy! Setiap pagi gue bangun dan ke halaman belakang, pemandangan yg pertama gue liat adalah honeymoon ala kelinci yg gak banget. Gue sedikit tersinggung di sini. Gue beli tu kelinci secara terpisah, begitu disatuin, mereka main kawin aja. Mereka bahkan gak pernah bilang kalo mereka pacaran. Kenapa harus backstreet? Dan kapan coba lamarannya? Akad nikahnya? Kapan resepsinya? Kenapa gue gak diundang? Padahal secara tidak langsung gue ini wali yg sah dari pihak mempelai (kelinci) wanita.

Tapi berkat "rutinitas" kelinci gue itu, mereka jadi beranak-pinak. Dan emang sudah sewajarnya, justru kalo gak, gue suruh si cewek untuk menggugat cerai suaminya karena pasti dia mandul! Hasilnya mereka sudah memiliki banyak anak, dan mungkin juga punya cucu. Satu lagi keluarga bahagia di halaman rumah gue.

Buat ayam, burung, dan angsa, gue gak seberapa perhatian sama mereka. Setau gue tiba-tiba mereka sudah beranak-pinak aja. Yah, gue gak seberapa peduli, toh itu yg beli bokap gue. Pada dasarnya gue ini suka sama hewan mamalia terutama yg berbulu semacam kelinci, kucing, dan hamster.

Begitu pindah rumah, mau gak mau gue juga harus ninggalin mereka. Karena takut bakal gak keurus kalo gue tinggal, akhirnya masing-masing dari mereka gue beri pesangon untuk pulang ke keluarga masing-masing di kampung halaman.

Di rumah baru gue coba melihara sepupu jauh dari tikus, hamster. Seperti biasa, gue beli sepasang. Dan lagi-lagi, hamster gue kerjaannya kawin melulu! Hadeeh... kok kayaknya kalo gue yg beli, hewan peliharaanya cuma bisa kawin terus ya? Apakah ini karena menyesuaikan sama yg beli (Lho?!) ? Karena anaknya sudah terlalu banyak dan gue sudah cukup repot untuk menafkahi keluarga besar hamster ini, gue putuskan untuk membagi mereka ke teman-teman gue.

Setelah itu bokap gue melihara burung kacer, jenis burung kicauan. Tapi karena waktu itu bokap gue ada dinas luar kota dan itu memakan waktu cukup lama (sekitar 5 bulan), mau gak mau gue jadi orangtua angkat tu kacer. Beh..ngurusin 1 burung aja susah, apa lagi mau 2 (waktu itu emang kacernya ada 2!).

Karena cukup kerepotan, dengan izin bokap, burung (kacer) nya gue jual seekor. Dan tragis, burung (kacer) yg satu lagi harus meregang nyawa di rahang kucing. Jadi gini, waktu itu gue mau ngisi tempat makan dan tempat minum burung (kacer) gue. Entah karena alasan gila apa, tu burung (kacer) lompat keluar! Nemplok di pager rumah dan terbang entah kemana. Gak lama setelah itu seekor kucing lewat dengan santainya di depan muka gue sambil membawa burung (kacer) gue di mulutnya. Wajah songong tu kucing seolah berkata:

"Burung (kacer) lo lepas nih, gue tangkep ya. Lumayan buat dinner bareng gebetan. Thanks kakak, jangan sedih, cemungut eeaa.."

Di tahun 2012 sekarang ini, atas permintaan adik gue yg paling kecil, keluarga gue melihara ikan hias kecil. Seolah menyesuaikan dengan tingkah extraordinary keluarga gue, tu ikan punya kebiasaan jumping dari dalam air. Mungkin karena sebelum ini dia terlalu sering lihat video-klip Bondan, Si Lumba-Lumba.

Pernah beberapa kali, tu ikan ditemukan sekarat di lantai di samping akuarium. Dugaan gue, ikan ini baru saja mencoba style melompat yg baru dia pelajari dan karena terlalu semangat, jadi offside deh. Atau karena terlalu frustasi, dia melakukan percobaan bunuh diri. Yg manapun itu, gue sudah berencana meletakkan palang di dalam akuarium yg bertuliskan: "Dilarang Melompat! Yg Melompat Berarti Guguk!"

Kesimpulan: Saat beli ikan, pastikan si ikan bukan pencinta video-klip Inul atau kalian akan dicekal oleh FPI karenanya.

Nyalakan lampu utama sepeda motor pada siang hari
--vous voyez

Tuesday, February 14, 2012

February, 14th

Pagi yg cukup gelap di Kota Palembang, mengingat biasanya matahari bersinar cukup terik di sini.
Cuaca sedikit mendung-mendung tapi tak kunjung hujan, ibarat seorang anak manusia yg sudah sejak lama bertekad menyatakan cintanya namun tak kunjung dia lakukan. Entah itu karena tidak memiliki keberanian atau karena hal lain yg mungkin selalu menghalanginya. Apapun itu, mari kita doakan mereka. Mengheningkan cipta, mulai! Terpujilah, wahai engkau ibu bapak guru.. #SalahLagu

Sebuah kata sambutan yg cukup galau untuk memulai hari. Yah, gue mau menyesuaikan buat para jombloers yg lagi galau hari ini sehabis ngeliat kalender. Iya, hari ini tanggal 14 Februari Tahun Gajah Bengkak, entah itu sejak kapan, sebagian besar pasangan di dunia merayakan sebuah perayaan yg kita kenal dengan Hari Valentine atau Valentine's Day.


Gimana yah, sebenarnya untuk perayaan Valentine ini sendiri gue agak-agak ragu untuk merayakannya. Kenapa? Yah, biasa lah ketentuan dari agama gue. Dan di blog ini gue sebisa mungkin gak mau menyinggung masalah suku, agama, ras atau biasa disingkat dengan SARAS 008.

So, buat kalian yg merayakan hari valentine, silahkan saja...gue gak mau berkomentar, apa lagi melarang. Siapa gue, siapa lo? Hehehe.. Dan buat yg gak merayakan, atau bahkan buat yg gak setuju sama yg namanya valentine, yaudah gak apa-apa gue gak menyalahkan juga. Tapi pesan  gue hormatilah mereka yg merayakan, itu kan juga hak mereka. Waduh, gue udah kayak kakek-kakek yg ngasih wejangan ke cucunya ya? Hehehe..

Hmm.. well, selamat menjalani hari kalian minggu ini. Semoga semua yg kalian rencanakan hari ini berjalan lancar. Dan... salam olahraga!

Mari menanam pohon
--fin

Monday, February 13, 2012

R.I.P Whitney Houston

Turut berduka cita atas kematian diva dunia, Whitney Houston.
Your voice and your name, will never die.

Ketawa-Ketiwi Pajak B

Setiap kelas baik di sekolah maupun universitas, pasti punya cerita unik masing-masing. Begitu pula dengan kelas yg gue huni sekarang ini; Pajak B.

Seperti yg gue singgung sebelumnya, sepertinya sudah takdir gue untuk menempati kelas yg "extraordinary" setiap tahunnya. Dan kali ini pun, Kelas Pajak B merupakan kelas yg "luar biasa" jika dibandingkan dengan kelas lain. Dan kalau gue sudah bilang luar biasa, maka itu berarti memang benar-benar luar biasa.

Keunikan dari kelas ini yg baru-baru ini gue sadari yaitu salah satunya terletak pada para ladiesnya. Keunikan yg gue maksud di sini bukan masalah face. Kalau "unik" bisa diartikan sebagai "cantik", maka memang iya, wajah mereka memang unik. Tapi yg gue maksud unik disini adalah aneh, lucu, dan....hampir-hampir mendekati sifat autis.

Jadi bagianmana yg unik dari mereka? Bibirnya. Bukan, bukan bentuknya, lebih ke dalam lagi. Tenggorokkannya? Lebih masuk lagi. Pita suaranya? Exacta! Lebih tepat lagi, suaranya. Dan lebih terperinci lagi adalah suara tertawanya.

Iya, suara tertawa dari masing-masing ladies di kelas gue punya ciri khas sendiri. Katakanlah mata gue ditutup dengan kain hitam...berapa lapis? Ratusan. Memang, Tanggo enak! Dan di depan gue ada para ladies dari kelas Pajak B (untuk selanjutnya mari kita sebut dengan PLDKPB), gue masih bisa menebak siapa-siapa mereka dari cara tertawanya. Yap, tinggal digelitikin aja maka suara tertawa mereka yg khas akan keluar dengan sendirinya:

  • Happy Nur Aprilia: Cewek yg satu ini gue rasa cocok untuk menjadi dubber (pengisi suara) film-film horor terutama yg mengangkat kisah Mbak Kunti atau yg lebih beken disebut dengan Kuntilanak. Iya, ketawanya itu lho pemirsa, horor beuud. Katakanlah saat malam hari kita ada 1 ruangan dengannya dan tiba-tiba mati lampu, lalu entah karena alasan bodoh apa Mbak Happy ini tertawa, gue yakin hal yg pertama kali kalian lakukan adalah membaca ayat kursi dan bacaan-bacaan lain yg kalian anggap bisa mengusir setan.
  • Kakana Tebigianti Pamungkas: Nah, kalau personil yg satu ini daripada bekerja di Dirjen Pajak, gue lebih menyarankan dia untuk menjadi seorang pemadam kebakaran. Begitu kenapa? Karena jika tertawa, cewek yg satu ini selalu menutup mulutnya, menggembungkan pipinya dan menyemburkan udara beserta air dari mulutnya dengan irama 3/4. Susah ngebayanginnya? Bayangin aja Ikan Kembung lagi nahan kentut lalu tiba-tiba kentutnya keluar lewat mulut secara bertahap.
  • Pustika Hutabarat: Ito (baca: mbak) Tika ini ketawanya mirip sekali dengan tokoh legendaris dari Pulau Jawa yg muncul dalam dongeng Timun Mas. Yap, tak lain dan tak bukan, Buto Ijo. Dalam dunia modern Buto Ijo ini memiliki nama lain Raksasa Hijau dan baru-baru ini sudah membintangi salah satu film Box Office; The Hulk. Jadi Ito Tika ini tertawanya mirip sekali dengan tertawa Hulk. Hulk memang belum pernah sekalipun tertawa, tapi gue sarankan untuk film berikutnya, Hulk harus dibuat adegan dia tertawa dengan Ito Tika sebagai dubbernya.
  • Rahmi Yanti: Uni (baca: mbak) kita yg satu ini entah kenapa gue merasa ada sesuatu yg lain dari dia. Gue rasa, sebelum ini dia sempat berguru dengan Sinterklas di Kutub Utara, eh Selatan, eh, terserah deh. Suara tertawanya itu mirip sama ketawanya Sinterklas. Hohohohoo... Kalau ada saudara kalian yg percaya dengan Sinterklas dan punya penyakit gak mau tidur sebelum denger suara Sinterklas, gue sarankan untuk merekam suara Uni Rahmi saat dia tertawa. Yah, bedanya kalo Sinterklas kerjaannya membagikan hadiah kepada anak-anak baik, Uni Rahmi ini menagih uang kas kepada anak-anak baik (?) yg cinta Tanah Air Nusa dan Bangsa.
  • Zelfa Dewita: Mbak (?) Zelfa ini mengingatkan gue sama temen SMA yg punya penyakit asma kronis. Tertawanya itu, sumpah demi anak gue (emang gue belum punya anak, biar aman jadinya), daripada disebut ketawa, gue lebih suka menyebutnya sebagai asma. Kalo orang lain tertawa dengan mengeluarkan udara dari perutnya, Mbak (?) Zelfa ini tertawa dengan menghisap udara di sekitarnya. Yg gue khawatirkan jika suatu saat dia tertawa berlebihan, bisa saja Mbak (?) Zelfa ini tiba-tiba tergeletak di lantai, kejang-kejang, mirip ikan louhan abis minum pil koplo.
But anyway, saat mereka tertawa entah itu mirip kunti, mirip ikan kembung, mirip Hulk, mirip Sinterklas, ataupun mirip orang asma, atau gabungan dari kelimanya (Kunti asma keselek ikan kembung diinjek Hulk kejatuhan Sinterklas), tetap saja ada sisi anggunnya. Nilai lebih dari para ladies, terutama PLDKPB.

Kesimpulan:
  1. Jangan pernah melihat ubun-ubun Mbak Happy, karena kemungkinan besar kalian akan menemukan paku tertancap di atasnya.
  2. Jika terjadi kebakaran di sekitar kalian, disarankan memanggil Kakana sebagai alternatif jika Pemadam Kebakaran tidak kunjung datang. Bisa juga diawetkan untuk pajangan Ikan Kembung.
  3. Jika suatu saat ada adegan Hulk tertawa maka jangan minta tanda tangan kepada aktor pemeran Bruce Banner, melainkan kepada Ito Tika sebagai dubbernya.
  4. Jika kalian mendengar suara Sinterklas, jangan buru-buru senang bakal dapat hadiah. Alih-alih kalian malah kehilangan uang minimal 5 ribu rupiah (tergantung berapa lama kalian ngutang duit kas).
  5. Selalu sediakan obat asma atau tabung oxygen sebelum melucu di depan Mbak (?) Zelfa, jika tidak ingin dituduh sebagai pembunuhan secara tidak langsung.
Dukung pembangunan Ekonomi Negara
--au revoir

Sunday, February 12, 2012

Elephant Never Forget, I ALWAYS Forget

Gue akhir-akhir ini baru sadar bahwa ternyata gue bener-bener punya masalah dalam hal mengingat nama seseorang. Entah sejak kapan gue mengalami masalah pelik ini, tapi sejauh yg gue inget sampe sekarang gue bener-bener susah mampus nginget nama orang. Untungnya gue gak lupa sama nama gue sendiri, bisa-bisa gue koprol di jalanan sambil teriak: "Siapa aku? Uuwooo!!" #SerasaTarzan

(should I do this?)
Contohnya nih waktu ospek di kampus STPI sebelum gue pindah ke STAN, gue sempet kenalan sama orang yg berdiri tepat di samping gue. Namanya lumayan simpel, Dana. Tapi berkat problem gue dalam mengingat nama orang, gak sampe 5 menit gue udah lupa namanya. Dan saat gue bilang lupa, itu memang bener-bener lupa

Dana: Hai, nama gue Dana. Lo siapa?
Gue  : Gue Rafif
Dana: Lo darimana fif?
Gue  : Gue dari tadi di sini
Dana: Maksud gue asal lo darimana. Gue dari Bekasi
Gue  : Oh, gue dari Palembang
----hening sekitar 5 menit karena senior lagi mengeluarkan buih dari mulutnya (baca: ngoceh)----
Gue  : Eh Rudi, lo di sini ngekos?
Dana (Rudi): *diam sejuta kata*

Sumprit, kejadian itu emang bener adanya. Gue juga bisa heran, kenapa coba Dana bisa jadi Rudi? Apa coba yg gue pikirkan waktu itu sehingga muncul nama Rudi? Dan siapa itu Rudi? Kenapa harus Rudi? Bagaimana bisa Rudi? Pertanyaan berbasis 5W+1H+9M-7Y/2T muncul dari benak para penduduk Indonesia. Rudi Hartono? Dana waktu itu gak lagi megang raket bulutangkis kok. Rudi Suwarno? Boro-boro mikirin penata rambut terkenal itu, kenal aja kagak. Selama ini rambut gue ditata sama mahluk setengah plastik yg memiliki banyak gigi (baca: sisir). Rudi Choirudin? Gue akui waktu itu gue emang lagi laper, tapi daripada mikirin seorang chef cowok dan kesannya gue kayak homo, enak mikirin chef Farah Quinn aja, lebih padat dan berisi (masakannya!).

Kejadian yg sama terulang lagi waktu gue kuliah di STAN dan ketemu nama-nama baru yg cukup memusingkan. Percaya atau gak, saat seluruh temen gue udah pada hafal seluruh nama personil di kelas, gue baru bisa hafal paling banyak 1/2 dari nama-nama tersebut. Dan hal ini (sampai saat sebelum posting ini ada) hanya diketahui oleh temen sekelas gue dulu, Ditto yg secara ajaib berada di kelas yg sama lagi dengan gue.

Gue: Eh tok, nama tu orang siapa sih?
Ditto: Yg mana pip?
Gue: Itu tu, yg kayak bebek minum Bir Bintang *sambil monyongin mulut mengarah ke korban*
Ditto: Oh, itu? Namanya --tttiiiiiitttt-- *sensor*
Gue: Hmm.. lumayan ganteng tuh
Ditto: Eh, jangan macem-macem lo pip! Gue udah ngincer dia duluan
#ObrolanMaho

Oke, semua hal di atas benar adanya kecuali 2 poin terakhir. Plis, jangan berfikir aneh-aneh, gue masih normal.
Hal yg sama juga terjadi saat gue coba menghafal nama-nama 10 dosen yg ngajar kelas gue. Dari 10 dosen, saat itu gue baru inget 1 nama: Mam Sri, dosen Bahasa Inggris gue. Itu pun kalo kalian tanya nama panjangnya gue gak tau. Paling gue bakal jawab: Sri Mulyani, nama mantan menteri keuangan.

Akhirnya demi memudahkan mengingat nama para dosen, gue memberikan julukan sendiri kepada masing-masing dari mereka

(sumprit, mirip lho)
  • Dosen PBB: Pak Aang (baca: Eng). Namanya memang Aang, tulisannya mirip nama The Last Airbender. Dugaan gue, beliau juga punya tato di kepalanya kalo dicukur botak.
  • Dosen KUP: Pak Boyke. Kalo gue perhatikan mukanya emang mirip Dokter Boyke versi macho.
  • Dosen PIE: Pak Duren Sekseeh. Beliau suka banget buka 2 kancing teratas baju kemejanya kayak bintang iklan parfum Casablanca plus selalu memberi contoh dengan menyebutkan kata "Durian"
  • Dosen PPh: Pak Jarwo Kwat. Sumprit demi apapun, bapak ini emang mirip banget sama komedian Jarwo Kwat yg main jadi Pak Jalal di serial Para Pencari Tuhan.
  • Dosen Agama: Pak Giant (baca: Jayen). Sadar atau tidak, wajah bapak ini sedikit mirip sama tokoh Giant di film Doraemon
  • Dosen Statistik: Pak Nobita. Entah kenapa akhir-akhir ini gue merasa bapak ini memang mirip sekali dengan Nobita
  • Dosen PHP: Pak ACDSee. Kenapa? Peristiwa gue dapet julukan ini dengan sangat menyesal gue rahasiakan demi menjaga stabilitas bursa saham.
Nah untuk dosen Hukum, Pak Abu, (jangan berfikir gue inget karena kumisnya kayak abu gosok) dan dosen Akuntansi, Pak Taufik (jangan kira gue hafal karena dia selalu bawa raket ke kelas dan melakukan backhand smash ke murid-muridnya), entah kenapa gue bisa hafal dari awal namanya.

Jadi sebenarnya, kunci supaya gue bisa mengingat nama seseorang adalah keunikan dari orang tersebut. Baik itu di namanya, di penampilannya, ataupun di tingkahnya. Selain itu hampir mustahil buat gue untuk mengingat nama seseorang dalam waktu singkat. So, buat kalian yg merasa gak terlalu kenal sama gue tapi bisa gue sebut namanya dengan benar, lebih baik koreksi lagi wajah dan tingkah kalian. Gue yakin salah satu diantaranya ada yg konyol. Atau jika beruntung, mungkin keduanya.

Makan 4 sehat 5 sempurna
--fin