Putra-Putri SMANTA itu sendiri merupakan sebuah organisasi yg mewakili seluruh siswa SMANTA (SMA Negeri 03) Palembang dan dibagi dalam 8 aspek. Bingung? Sama, gue juga bingung. Hahahaa... Jadi sederhananya liat aja deh event semacam Abang-None Jakarta atau Bujang-Gadis Palembang, nah kalau untuk SMA gue namanya Putra-Putri SMANTA (untuk selanjutnya mari kita sebut dengan Pa-Pi SMANTA).
Di Pa-Pi SMANTA ada 8 gelar yg masing-masing diemban oleh 8 siswa dan 8 siswi sebagai putra dan putri dan disesuaikan dengan kepribadian mereka. Jadi di Pa-Pi SMANTA anggotanya selalu dan akan selalu 16 orang, tidak pernah kurang atau lebih selama Marwan masih pacaran sama Mawar (emang gak nyambung). Delapan gelar itu sendiri adalah sebagai berikut:
- Putra-Putri SMANTA (King & Queen)
- Putra-Putri Intelegensi
- Putra-Putri Berbakat
- Putra-Putri Best Performance
- Putra-Putri Kepribadian
- Putra-Putri Favorit
- Putra-Putri Persahabatan
- Putra-Putri Lingkungan Hidup
Berkunjung dan melihat para calon-calon Pa-Pi SMANTA yg sedang dikarantina membuat gue bernostalgia, kembali ke saat gue masih di posisi mereka, saat gue masih duduk dibangku kelas 1 SMA, culun, suka ngeces sana-sini waktu ngeliat duit, dan masih selalu dibuat bingung dengan pertanyaan: "Apa itu cinta?" #asseekk
Pemilihan Pa-Pi SMANTA dari tahun ke tahun terdiri dari 2 tahap tes; Tes Tertulis dan Tes Wawancara. Sebenarnya gue mau usul supaya di tambah dengan Tes Kesehatan dan Psikotes supaya nanti yg lulus sekalian dapet NIP (Nomor Induk Pegawai) dan diangkat jadi PNS. Tp gue sadar itu gak segampang kayak di iklan Pepsodent White Now. Tinggal sikat gigi pake Pepsodent White Now terus cengar-cengir di depan Kepala Sekolah nunjukin gigi yg tampak lebih putih seketika. Boro-boro usul gue dikabulin yg ada malah gue disangka gak waras.
Tes Tertulis gue gak seberapa mengesankan sih. Gue inget waktu itu ada pertanyaan tentang siapa nama keturan Mahatma Gandhi yg....entahlah, pokoknya yg terkenal deh. Nah, boro-boro nginget nama keturunan Mahatma Gandhi yg bahkan gue gak pernah kenal atau say hallo sama dia, nama nenek gue aja masih sering lupa. Jadi di sini gue jawab pakai cara logika-orang-bodoh. Gue mengira-ngira kalau nama keturunan Mahatma Gandhi itu pasti memiliki nama "Gandhi" juga di belakang nama kecilnya. So, gue jawab; ".... Gandhi". Minimal kalau poin tu soal 10, gue masih dapet 5 kan?
Entah karena jawaban keren itu atau karena apa, gue bisa lulus ke Tes Wawancara. Di sini kami diwawancara sama guru bahasa indonesia, guru kesenian, guru bahasa inggris, dan guru bimbingan konseling. Cukup lancar walaupun gue agak sotoy waktu di tanya soal berita hot yg ada di koran dan agak mengerikan juga waktu denger gue nyanyi waktu itu.
Penguji : "Sering baca koran?"
Gue : "Lumayan Bu"
Penguji : "Biasanya bagian berita apa yg sering kamu baca di koran?"
Gue : "Bagian resep masakan Bu"
Penguji : (mulai ragu sama orientasi seksual gue) "Hmm.. suka masak?"
Gue : "Ah, gak juga kok Bu"
Penguji : "Jadi kenapa?"
Gue : "Suka aja Bu liat gambarnya. Keliatan enak-enak"
Yg jelas lagi-lagi di sini gue lulus dan resmi jadi 16 finalis Pa-Pi SMANTA untuk periode 2009-2010. Di masa karantina gue belajar banyak hal soal Public Speaking, soal gimana jalan di atas panggung, soal olah vokal (walaupun mau diolah gimana juga suara gue tetep ancur), dan tentunya tentang apa itu arti sebuah kebersamaan.
Setelah lebih kurang 10 hari dikarantina akhirnya tiba juga hari dimana kami akan show di atas panggung. Satu-persatu peserta dipanggil dan diberi pertanyaan dari seorang juri yg dipilih secara acak. Dan tiba giliran gue
MC 1 : "Peserta berikutnya berasal dari kelas X.G"
MC 2 : "Eh, denger-denger peserta ini jago lho di seni bela diri Tae Kwon Do"
Gue : (tepok jidat)
Gue emang pernah mendalami bela diri Tae Kwon Do ini, tapi firasat gue gak enak kalo hal ini disebutkan di momen kayak gini. Dan benar saja, juri nyuruh gue untuk memperagakan gerakan Tae Kwon Do di atas panggung. Aduuhh... sekedar info, kebanyakan gerakan Tae Kwon Do itu dilakukan menggunakan kaki, dan kostum gue waktu itu kemeja + rompi dengan bawahan celana bahan + sepatu pantofel. Masa gue mau loncat-loncat gak karuan di atas panggung? Salah-salah celana gue bisa robek dan..... sudahlah, gue gak mau meneruskan demi kelangsungan hidup kalian.
Jadi sebisa mungkin gue ngeles dengan mengatakan, "Maaf, kostum saya sedang tidak memungkinkan untuk melakukannya, jadi mungkin lain kesempatan akan saya peragakan." atau "Maaf, pertanyaan yg Anda tuju sedang tidak aktif. Mohon coba kembali di lain kehidupan."
Tapi juri gak mau tau cuy, akhirnya terpaksa gue melakukan sedikit gerakan yg HANYA menggunakan tangan saja. Dan setiap gerakan gue selalu diikuti teriakan "Eaa! Eaa!" dari para penonton. Bela diri dengan sepatu pantofel itu kayak Afika yg seharusnya makan Oreo rasa jeruk malah makan racun tikus rasa jeruk.
Yah, untungnya hari itu pun cepat berlalu. Acara ditutup dengan penyerahan gelar yg mirip kayak proses ekstradisi di acara Penghuni Terakhir (walaupun gak lebay pake teriak-teriak). Dan di situ gue resmi menyandang gelar Putra Persahabatan 2009-2010.
Hari yg super melelahkan buat gue. Tapi overall, gue bersyukur banget bisa ngerasain pengalaman berharga ini. Bisa gue share sama junior-junior gue nanti, bisa gue ceritain ke anak-cucu gue, bahkan bisa gue jadiin film layar lebar yg bisa menembus Box Office Hollywood #lebay. Yg jelas gue bersyukur karena di sini gue bisa punya sebuah keluarga baru lagi, The Big Family of Putra-Putri SMANTA.
Kesimpulan: Sebelum melakukan gerakan bela diri, pastikan kalian tidak memakai pantofel ataupun celana bahan karena akan berakibat Afika salah makan Oreo (?)
like this yooh hahahh:D
ReplyDeletesaya kehilangan smua kenangan karena handphone saya hilang tapi selagi belum hilang kesadaran papi smanta tetap dihati #eaaaa