(should I do this?) |
Dana: Hai, nama gue Dana. Lo siapa?
Gue : Gue Rafif
Dana: Lo darimana fif?
Gue : Gue dari tadi di sini
Dana: Maksud gue asal lo darimana. Gue dari Bekasi
Gue : Oh, gue dari Palembang
----hening sekitar 5 menit karena senior lagi mengeluarkan buih dari mulutnya (baca: ngoceh)----
Gue : Eh Rudi, lo di sini ngekos?
Dana (Rudi): *diam sejuta kata*
Sumprit, kejadian itu emang bener adanya. Gue juga bisa heran, kenapa coba Dana bisa jadi Rudi? Apa coba yg gue pikirkan waktu itu sehingga muncul nama Rudi? Dan siapa itu Rudi? Kenapa harus Rudi? Bagaimana bisa Rudi? Pertanyaan berbasis 5W+1H+9M-7Y/2T muncul dari benak para penduduk Indonesia. Rudi Hartono? Dana waktu itu gak lagi megang raket bulutangkis kok. Rudi Suwarno? Boro-boro mikirin penata rambut terkenal itu, kenal aja kagak. Selama ini rambut gue ditata sama mahluk setengah plastik yg memiliki banyak gigi (baca: sisir). Rudi Choirudin? Gue akui waktu itu gue emang lagi laper, tapi daripada mikirin seorang chef cowok dan kesannya gue kayak homo, enak mikirin chef Farah Quinn aja, lebih padat dan berisi (masakannya!).
Kejadian yg sama terulang lagi waktu gue kuliah di STAN dan ketemu nama-nama baru yg cukup memusingkan. Percaya atau gak, saat seluruh temen gue udah pada hafal seluruh nama personil di kelas, gue baru bisa hafal paling banyak 1/2 dari nama-nama tersebut. Dan hal ini (sampai saat sebelum posting ini ada) hanya diketahui oleh temen sekelas gue dulu, Ditto yg secara ajaib berada di kelas yg sama lagi dengan gue.
Gue: Eh tok, nama tu orang siapa sih?
Ditto: Yg mana pip?
Gue: Itu tu, yg kayak bebek minum Bir Bintang *sambil monyongin mulut mengarah ke korban*
Ditto: Oh, itu? Namanya --tttiiiiiitttt-- *sensor*
Gue: Hmm.. lumayan ganteng tuh
Ditto: Eh, jangan macem-macem lo pip! Gue udah ngincer dia duluan
#ObrolanMaho
Oke, semua hal di atas benar adanya kecuali 2 poin terakhir. Plis, jangan berfikir aneh-aneh, gue masih normal.
Hal yg sama juga terjadi saat gue coba menghafal nama-nama 10 dosen yg ngajar kelas gue. Dari 10 dosen, saat itu gue baru inget 1 nama: Mam Sri, dosen Bahasa Inggris gue. Itu pun kalo kalian tanya nama panjangnya gue gak tau. Paling gue bakal jawab: Sri Mulyani, nama mantan menteri keuangan.
Akhirnya demi memudahkan mengingat nama para dosen, gue memberikan julukan sendiri kepada masing-masing dari mereka
(sumprit, mirip lho) |
- Dosen PBB: Pak Aang (baca: Eng). Namanya memang Aang, tulisannya mirip nama The Last Airbender. Dugaan gue, beliau juga punya tato di kepalanya kalo dicukur botak.
- Dosen KUP: Pak Boyke. Kalo gue perhatikan mukanya emang mirip Dokter Boyke versi macho.
- Dosen PIE: Pak Duren Sekseeh. Beliau suka banget buka 2 kancing teratas baju kemejanya kayak bintang iklan parfum Casablanca plus selalu memberi contoh dengan menyebutkan kata "Durian"
- Dosen PPh: Pak Jarwo Kwat. Sumprit demi apapun, bapak ini emang mirip banget sama komedian Jarwo Kwat yg main jadi Pak Jalal di serial Para Pencari Tuhan.
- Dosen Agama: Pak Giant (baca: Jayen). Sadar atau tidak, wajah bapak ini sedikit mirip sama tokoh Giant di film Doraemon
- Dosen Statistik: Pak Nobita. Entah kenapa akhir-akhir ini gue merasa bapak ini memang mirip sekali dengan Nobita
- Dosen PHP: Pak ACDSee. Kenapa? Peristiwa gue dapet julukan ini dengan sangat menyesal gue rahasiakan demi menjaga stabilitas bursa saham.
Jadi sebenarnya, kunci supaya gue bisa mengingat nama seseorang adalah keunikan dari orang tersebut. Baik itu di namanya, di penampilannya, ataupun di tingkahnya. Selain itu hampir mustahil buat gue untuk mengingat nama seseorang dalam waktu singkat. So, buat kalian yg merasa gak terlalu kenal sama gue tapi bisa gue sebut namanya dengan benar, lebih baik koreksi lagi wajah dan tingkah kalian. Gue yakin salah satu diantaranya ada yg konyol. Atau jika beruntung, mungkin keduanya.
Makan 4 sehat 5 sempurna
--fin
No comments:
Post a Comment