Selamat malam, selamat beristirahat.
Sampai jumpa lagi.
Ehm! Maaf, sedikit kesalahan. Mari kita ulangi:
Selamat malam para pembaca, selamat datang kembali di posting terbaru di blog yg selalu kita nanti-nanti kehancurannya ini; Mix and Mate.
Seperti yg gw janjikan di posting Road to BDK Palembang: Final Step (Part II) sebelumnya, malam ini gw akan sedikit bercerita tentang keadaan kelas tempat gw menuntut ilmu sekarang di kampus STAN cabang Palembang a.k.a Balai Diklat Keuangan Palembang. Yak, si Amin makan rotan, tak lain dan tak bukan adalah; Kelas Pajak B
Dan terbitnya posting ini juga berkat request dari penggemar gw di kelas itu sendiri. Buat Mbak (?) Zelfa, dihaturkan terimakasih yg sebesar-besarnya buat sumbangan idenya. Transfernya ditunggu ya. Hehehee...
Oke, tirai dibuka....
*jrengjreeeennngggg
Resmi terbentuk, dibentuk, dan membentuk pada tanggal 30 November 2011 di Balai Diklat Keuangan (BDK) Palembang pukul.... hmmm.... gw lupa tepatnya, yg jelas sekitar jam 00.01 s.d. 23.59 (ini sih bukan lupa, tapi amnesia). Hari itu merupakan hari pertama dari kegiatan dinamika di kampus gw. Apa itu dinamika? Dinamika merupakan akronim yg cukup maksa dari stuDI perdaNA MemasukI KAmpus (kok jadi alay ya tulisan gw?).
Jadi waktu itu terkumpul sebanyak 180 kepala botak di lapangan upacara BDK Palembang. Hhmm... tepatnya 170 kepala botak plus 6 jilbab dan 4 rambut kepang kuda (kenapa harus kuda? Padahal gw lebih prefer sapi), dan didalamnya sudah termasuk kepala gw yg eksotis. Untuk memudahkan mengatur manusia sebanyak itu maka kami dibagi menjadi 6 kelompok; Kelompok Cinta Tanah Air, Kelompok Cinta Produk Indonesia, Kelompok Hemat Pangkal Kaya, Kelompok Cinta Transfer Awal Bulan, Kelompok Makan Untuk Hari Ini, dan Kelompok Ngutang Akhir Bulan. Hahahaa...
Nggak kok, bukan itu.
Yg sebenarnya, kami dibagi menjadi 6 kelompok menurut spesialisasi masing-masing, yg sekaligus menjadi kelas kami untuk 1 tahun ajaran ke depan. Alhasil terbentuklah 4 kelompok Bea Cukai dari A-D dan 2 kelompok Pajak A dan B. Dan di kelas mana gw ditempatkan? Yak, di Pajak C. Privat cuy, biasa orang famous #tampar. Hehehee.. bercanda, gw sebenarnya ditempatkan di Kelas Pajak B. Waktu pertama lihat wajah-wajah polos (?) dari 30 anggotanya, gw sempat bersyukur karena sepertinya kelas ini nantinya cukup waras. Walaupun di sini ternyata juga ada salah satu teman gw anggota GBA yg memang sudah mendapatkan sertifikasi dalam hal ide dan tingkah gilanya, tapi mungkin itu masih bisa diatasi.
(Ladies of Pajak B) |
Tapi sebenarnya dari awal perasaan gw udah nggak enak nih. Karena mayoritas kelas ini adalah cowok. Bayangkan, ceweknya cuma ada 5 helai. Udah kayak perawan di sarang perjaka aja. Karena mayoritas cowok, gw jadi sedikit cemas di sini. Karena justru para pejantan ini lah yg sering jadi biang kerok kebodohan-kebodohan di setiap tempat.
Satu minggu berjalan, semuanya baik-baik saja. Minggu ke-2 pun begitu, namun semuanya berubah saat Negara Api menyerang. Hanya Avatar, ketua dari keempat elemen yg dapat menghentikannya. Tapi saat dunia membutuhkannya, dia menghilang. Beratus tahun kemudian, aku dan kakakku menemukan Avatar baru bernama Aang dengan elemen yg belum pernah ada; Elemen Bumi dan Bangunan (?).
Ehm! Maaf, sedikit keluar jalur. Kalo cerita soal Avatar gw selalu ingat dosen PBB yg merupakan keturunan langsung dari The Last Airbender. Jadi kembali ke tank.....top!
Lewat 2 minggu sepertinya rasa syukur gw atas kewarasan kelas ini mulai berkurang. Lagi-lagi kutukan Dewi Artemis masih menyertai gw. Mulai dari SD sampai SMA gw selalu saja ditempatkan di kelas yg extraordinary. Entah dalam hal apapun itu, selalu ada saja sesuatu yg aneh dan ajaib di kelas gw. Dan tampaknya hal itu terulang lagi sekarang.
Ternyata kelas ini pun menyimpan banyak keanehan, keajaiban, dan keautisan di dalamnya. Salah satu keajaiban yg paling tua dan mungkin akan selalu ada yaitu "Pasal Masykur" yg berbunyi; "Janganlah kamu bertanya saat jam mata kuliah sudah mau habis, karena sezalim-zalimnya pertanyaan adalah pertanyaan yg ditanyakan saat jam mata kuliah sudah mau habis". Sejalan dengan arus globalisasi dan inovasi, pasal ini kini sudah di amandemen. Dan beginilah isinya:
"Barang siapa dengan sengaja dan terang-terangan bertanya kepada dosen saat jam akan habis dan dengan maksud untuk memperlambat waktu pulang, diancam dengan hukuman maksimal berupa pengucilan"
(tersangka: M. Masykur) |
Waduh, serem bangetkan bunyi tu pasal? Dan ada satu hal lagi yg tidak bisa dipisahkan dari "Pasal Masykur" adalah suara-suara batuk maksa diakhir jam pelajaran. Mungkin hal ini sudah tidak asing lagi buat kalian. Percaya atau tidak, kombinasi suara batuk ini dan Pasal Masykur merupakan duet yg sangat mengerikan. Kalo jam kuliah sudah habis, mulai deh batuk-batuk yg terkesan maksa terdengar dari seluruh penjuru kelas disertai dengan kata-kata "habis" di akhirannya. Dan kalo dosen mengeluarkan kata-kata keramat; "Ada yg mau ditanyakan?", di sinilah Pasal Masykur akan berperan. Ada saja dari para personil di kelas yg berkata:
"Ehm! Zalim."
atau
"Ehm! Pasal Satu."
Hadeehhh.. kalo sudah begini terpaksa deh pertanyaan yg masih mengganjal jiwa dan raga disimpan dulu untuk pertemuan berikutnya, dan gw pribadi juga pernah menjadi korban duet maut ini. Top markotop lah buat Pasal Masykur dan batuk-batuk maksanya.
(Faisal 009 & Jau) |
Yg pertama ada Mas Jau yg sangat unik dan selalu membuat kami semua tertawa dengan keunikannya. Kalo lagi bicara, entah itu dengan dosen atau dengan kami, selalu saja ada senyum manis plus tertawa khasnya di sela-sela pertanyaan. Ada juga Mas Faisal yg "serba bisa" di kelas kami. Kalo ada masalah sama proyektor, komputer, dan kabel-kabel di kelas, tinggal tekan angka keramat 009 dan Mas Faisal pun akan datang menumpas kejahatan dan menolong yg lemah (udah kayak Saras 008 aja, tapi ini Faisal 009). Saking serba bisanya, sampai masalah air minum dosen yg habis pun kami serahkan ke beliau (ini sih males namanya).
(pasangan "caya-caya") |
(He Loves Martapura) |
(Imut kaann??) |
Dan satu lagi personil yg akhir-akhir ini sedang naik daun; Mas Hafiz. Awalnya sih aura kehadirannya masih belum terasa, tapi begitu hubungannya dengan cewek (jadi-jadian) dari kelas Pajak A terekspose ke media, namanya jadi tersohor ke seantero negeri. Satu statement dari cewek (jadi-jadian) itu yg nggak akan kami lupakan; "Hafiz tu imut deh". Wahahahaa...
(gini kalo Bu.Bendahara lagi pusing) |
(ini nih buktinya. hehee..) |
Yah, itu tadi sekelumit keunikan dan keajaiban yg ada di kelas gw sekarang ini. Sebenarnya kalo mau diceritakan satu persatu kayaknya bakal panjang sepanjang Tembok China dikali diameter Bumi dan dikuadratkan dengan jarak Matahari dengan Uranus. Tapi dibalik kebodohan dan keautisan yg kami lakukan, persatuan diantara tentunya cukup solid cuy. Yakin deh, nggak ada kelas lain di sini yg "segila" kelas Pajak B. Harapan gw untuk Pajak B, tetaplah melakukan hal-hal aneh dan bodoh untuk kedepannya, agar gw bisa banyak menulis cerita tentang kalian. Untuk fotonya yg tidak tercantum di sini, gw sarankan buatlah kebodohan-kebodohan yg extraordinary agar wajah kalian bisa muncul di blog ini. Hehehee... Keep solid ya guys, semoga kedepannya kita semakin kompak. Hidup STAN! Hidup Pajak B! No STAN Palembang without Pajak B! (asekkk!)
Mari membayar uang Kas
Uang Kas untuk kesejahteraan bersama
--au revoir
hahaha...............
ReplyDeletengakak abis aku baca tulisan mu ini mas rafif...
:D
MANTAP!!
ReplyDeleteLanjutkan!!
kampret lo fif, ga bagus bener statement ttg gw.
ReplyDeleteMaaf yah fif adah ngambil mantan lo :p
tp sumpah keren (y)