Tuesday, January 31, 2012

Vacuum of Power





Good evening amigos!
Bagaimana kabar kalian bulan ini? Sudahkah kalian melakukan hal-hal bodoh yg fantastis, ironis, dan sadis bulan ini? Kalau belum, masih ada waktu sekitar 3 jam lagi untuk membuat kenangan di bulan Januari ini. Buatlah "jurnal penutup" yg berkesan sebelum memasuki bulan penuh cinta, Februari.




Untuk bulan Februari pun gw udah punya beberapa konsep yg akan gw posting di blok penuh kutukan ini. Nggak janji sih, tapi gw akan coba untuk membuatnya semenarik, seheboh, dan sesadis mungkin. Tapi sebelumnya dengan sangat menyesal gw mau menyampaikan bahwa; gw tampan! PLAK!! *tampar pake sandal


Ehm! Maaf, bercanda.
Jadi sebenarnya yg ingin gw sampaikan di sini, bahwa untuk sekitar 2 minggu akan terjadi "Vacuum of Power" di blog ini. Itu bahasa kerennya, bahasa normalnya, bahwa akan terjadi kehampaan (bahasa galau) sementara di blog ini. Dan itu berarti posting di sini pun akan kosong untuk 2 minggu ke depan. Mungkin beberapa dari kalian ada yg bertanya-tanya kenapa kok gw vacuum selama 2 minggu. Kenapa kok nggak selamanya saja gw vacuum dari dunia ini? Mati donk??! Amit-amit jabang baby deh!

Yah, alasannya tak lain dan tak bukan karena tanggal 6 Februari nanti gw akan menghadapi UTS (Ujian Tengah Semester). Berhubung aturan nilai di sini cukup ketat seketat rok mini para lekong, jadi kayaknya gw nggak bisa menerapkan kata-kata favorit gw di sini; santai. Jadi kali ini gw harus serius kayak kalian kalo lagi jongkok di WC *hooeekk!*. Yah..cuma 1 tahun gw di sini, jadi sangat disayangkan kalo nggak serius. Secara gw untuk bisa masuk sini pun penuh perjuangan formal dan informal, dari yg normal sampai yg autis. So, lulus itu harga mati buat gw dan semua teman-teman gw.

Jadi intinya, gw mau menyampaikan berjuta maaf kepada para pembaca untuk kekosongan selama 2 minggu ke depan. Insya Allah blog ini akan mulai beroprasi lagi selembut-lembutnya....maksud gw, selambat-lambatnya pada tanggal 16 Februari 2013 dengan asumsi dunia nggak kiamat. Hahahaa.. 16 Februari 2012 maksud gw.

Tapi selama gw vacuum nggak ada salahnya untuk baca-baca postingan lama di blog ini. Posting boleh lama cuy, tapi yg penting rasanya...karena rasa adalah segilanya. Hehehee.. So, sampai jumpa di bulan Februari guys. Semoga apa yg tertunda di bulan ini bisa terlaksana di bulan depan dan....tetaplah hidup sampai gw kembali ya.

Cintai Batik Indonesia
--au revoir

Saturday, January 28, 2012

The History of Tendon Achilles

Greetings my friends.
Have a nice weekend today!
Apa kabar kalian? Gw harap kabar kalian buruk-buruk saja. Eh, maksudnya baik-baik saja. Hehehee..

Nah, sudah akhir bulan nih. Buat kalian yg ngaku anak kost sejati, pasti sudah mulai putar otak gimana caranya bisa makan kenyang sampai awal bulan nanti. Sebagai orang yg juga pernah jadi anak kost, gw juga punya cara-cara tersendiri nih untuk bertahan di belantara makanan saat kantong sudah mulai bokek. Tapi posting kali ini gw bukannya mau membahas soal itu.

(posisi tendon achilles)
Kali ini gw akan membahas salah satu bagian tubuh kita yg menurut gw cukup penting. Yak, sesuai judul di atas bagian tubuh yg akan gw bahas kali ini adalah, Tendon Achilles. Dan berhubung posting ini ada di divisi Dibalik Sebuah Nama, maka gw akan membahas sejarah pemberian nama dari Tendon Achilles itu sendiri.

Seperti yg kita ketahui bahwa tendon achilles itu terletak tepat di belakang mata kaki kita dan secara langsung bisa kita rasakan keberadaannya dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang (uang dong?). Seperti yg gw bilang sebelumnya, tendon ini sangat fital bagi kita. Kenapa? Karena jika tendon achilles ini terputus, maka dipastikan kita tidak dapat menggerakkan telapak kaki kita lagi. Dan tentunya ini bisa dikatakan kita tidak akan sanggup berjalan lagi.

Yah, mungkin kalo soal seperti itu kalian lebih tahu dibandingkan gw. Tapi apa kalian tahu kenapa tendon ini diberi nama Tendon Achilles? Kenapa Achilles? Kok bukan Tendon Bejo atau Joko saja? Yg jelas semua bukan karena iseng-iseng saja, ada alasannya kok. Jadi apa?

(Achilles di Film Troy)
Ternyata Achilles merupakan nama dari salah satu Demi-God (manusia setengah dewa) dari legenda Yunani Kuno. Demi-God adalah sebutan untuk anak manusia yg lahir dari hubungan arus pendek (listrik dong?) Dewa dan manusia. Heracles (Hercules) adalah contoh yg cukup populer. Dan dalam hal ini Achilles merupakan anak dari Dewi Thetis dan Peleus, Raja Myrmidons (prajurit Yunani).

(Ilustrasi Sungai Styx)
Saat kelahirannya, Dewi Thetis ingin membuat anaknya menjadi seorang immortal (manusia abadi) dengan cara mencelupkannya ke dalam Sungai Styx. Sungai Styx itu sendiri adalah sungai yg terdapat diantara perbatasan Bumi dan Underworld (Dunia Bawah) dalam legenda Yunani Kuno, yg merupakan tempat kekuasaan Dewa Hades. Sungai ini adalah tempat peralihan roh-roh dari orang mati yg nantinya akan dikirim ke Dunia Bawah. Styx dipercaya dapat membuat seseorang menjadi kebal terhadap apapun juga jika mencelupkan diri ke dalamnya.

(Dewi Thetis mencelupkan Achilles)

Nah, Dewi Thetis ini melakukan hal yg sama kepada anaknya. Dia mencelupkan bayi Achilles ke dalam Sungai Styx (udah kayak teh aja dicelup). Alhasil Achilles jadi Demi-God yg kebal terhadap apapun juga. Tapi ternyata, Dewi Thetis melakukan satu kesalahan fatal saat mencelupkan anaknya itu. Dan apa itu? Dia lupa menambah gula! Eh, maksud gw dia lupa bahwa ada satu bagian tubuh dari Achilles yg tidak terendam dalam Sungai Styx. Dan itu adalah tumitnya, tempat yg sekarang kita kenal dengan nama tendon achilles berada. Karena dibagian tumit itulah tempat Dewi Thetis memegang anaknya saat mencelupkannya ke dalam Sungai Styx.

Dan karena kesalahan kecil ini, sementara seluruh tubuhnya kebal terhadapa apapun juga, ternyata tumit Achilles menjadi sangat rapuh. Satu sayatan kecil saja ditumitnya bisa menyebabkan kematian pada Achilles. Dan benar, dalam perang Troya tumit Achilles terkena anak panah dan langsung saja menewaskannya.

Sangat fatal bukan? *bukaaannn...
Siapa tadi yg jawab?! #autis

Yah, karena itulah tendon ini dinamai dengan Tendon Achilles. Karena luka pada tendon ini akan sangat menyakitkan dan berakibat cukup fatal (walaupun nggak langsung wassalam kayak Achilles). Nama tendon achilles ini sendiri pertama kali dicetuskan oleh ahli anatomi dari Negeri Kincir, Philip Verheyen pada tahun 1693 (roh kita aja belum ada tu).

Jadi, itu tadi merupakan sejarah kenapa muncul nama Tendon Achilles. Menurut gw cukup menarik untuk disimak dan diingat. Yah, secara gw juga menaruh minat dalam hal cerita-cerita Mitologi Yunani sih. So, bertambah lagi kan pengetahuan kalian? Syukur alhamdulillah kalo iya. Tidak ada yg lebih menyenangkan dari berbagi ilmu dengan sesama. Dan tidak ada yg lebih membahagiakan dari dibagi uang oleh sesama. Hahahahaa...

Jangan lupa gunakan sabuk pengaman
--fin

Behind The Scene: Pajak B

Aloha para pembaca Mix and Mate!
Selamat malam, selamat beristirahat.
Sampai jumpa lagi.

Ehm! Maaf, sedikit kesalahan. Mari kita ulangi:
Selamat malam para pembaca, selamat datang kembali di posting terbaru di blog yg selalu kita nanti-nanti kehancurannya ini; Mix and Mate.

Seperti yg gw janjikan di posting Road to BDK Palembang: Final Step (Part II) sebelumnya, malam ini gw akan sedikit bercerita tentang keadaan kelas tempat gw menuntut ilmu sekarang di kampus STAN cabang Palembang a.k.a Balai Diklat Keuangan Palembang. Yak, si Amin makan rotan, tak lain dan tak bukan adalah; Kelas Pajak B



Dan terbitnya posting ini juga berkat request dari penggemar gw di kelas itu sendiri. Buat Mbak (?) Zelfa, dihaturkan terimakasih yg sebesar-besarnya buat sumbangan idenya. Transfernya ditunggu ya. Hehehee...

Oke, tirai dibuka....
*jrengjreeeennngggg

    Resmi terbentuk, dibentuk, dan membentuk pada tanggal 30 November 2011 di Balai Diklat Keuangan (BDK) Palembang pukul.... hmmm.... gw lupa tepatnya, yg jelas sekitar jam 00.01 s.d. 23.59 (ini sih bukan lupa, tapi amnesia). Hari itu merupakan hari pertama dari kegiatan dinamika di kampus gw. Apa itu dinamika? Dinamika merupakan akronim yg cukup maksa dari stuDI perdaNA MemasukI KAmpus (kok jadi alay ya tulisan gw?).

    Jadi waktu itu terkumpul sebanyak 180 kepala botak di lapangan upacara BDK Palembang. Hhmm... tepatnya 170 kepala botak plus 6 jilbab dan 4 rambut kepang kuda (kenapa harus kuda? Padahal gw lebih prefer sapi), dan didalamnya sudah termasuk kepala gw yg eksotis. Untuk memudahkan mengatur manusia sebanyak itu maka kami dibagi menjadi 6 kelompok; Kelompok Cinta Tanah Air, Kelompok Cinta Produk Indonesia, Kelompok Hemat Pangkal Kaya, Kelompok Cinta Transfer Awal Bulan, Kelompok Makan Untuk Hari Ini, dan Kelompok Ngutang Akhir Bulan. Hahahaa...

    Nggak kok, bukan itu.
    Yg sebenarnya, kami dibagi menjadi 6 kelompok menurut spesialisasi masing-masing, yg sekaligus menjadi kelas kami untuk 1 tahun ajaran ke depan. Alhasil terbentuklah 4 kelompok Bea Cukai dari A-D dan 2 kelompok Pajak A dan B. Dan di kelas mana gw ditempatkan? Yak, di Pajak C. Privat cuy, biasa orang famous #tampar. Hehehee.. bercanda, gw sebenarnya ditempatkan di Kelas Pajak B. Waktu pertama lihat wajah-wajah polos (?) dari 30 anggotanya, gw sempat bersyukur karena sepertinya kelas ini nantinya cukup waras. Walaupun di sini ternyata juga ada salah satu teman gw anggota GBA yg memang sudah mendapatkan sertifikasi dalam hal ide dan tingkah gilanya, tapi mungkin itu masih bisa diatasi.
(Ladies of Pajak B)

    Tapi sebenarnya dari awal perasaan gw udah nggak enak nih. Karena mayoritas kelas ini adalah cowok. Bayangkan, ceweknya cuma ada 5 helai. Udah kayak perawan di sarang perjaka aja. Karena mayoritas cowok, gw jadi sedikit cemas di sini. Karena justru para pejantan ini lah yg sering jadi biang kerok kebodohan-kebodohan di setiap tempat.

    Satu minggu berjalan, semuanya baik-baik saja. Minggu ke-2 pun begitu, namun semuanya berubah saat Negara Api menyerang. Hanya Avatar, ketua dari keempat elemen yg dapat menghentikannya. Tapi saat dunia membutuhkannya, dia menghilang. Beratus tahun kemudian, aku dan kakakku menemukan Avatar baru bernama Aang dengan elemen yg belum pernah ada; Elemen Bumi dan Bangunan (?).

    Ehm! Maaf, sedikit keluar jalur. Kalo cerita soal Avatar gw selalu ingat dosen PBB yg merupakan keturunan langsung dari The Last Airbender. Jadi kembali ke tank.....top!

    Lewat 2 minggu sepertinya rasa syukur gw atas kewarasan kelas ini mulai berkurang. Lagi-lagi kutukan Dewi Artemis masih menyertai gw. Mulai dari SD sampai SMA gw selalu saja ditempatkan di kelas yg extraordinary. Entah dalam hal apapun itu, selalu ada saja sesuatu yg aneh dan ajaib di kelas gw. Dan tampaknya hal itu terulang lagi sekarang.

    Ternyata kelas ini pun menyimpan banyak keanehan, keajaiban, dan keautisan di dalamnya. Salah satu keajaiban yg paling tua dan mungkin akan selalu ada yaitu "Pasal Masykur" yg berbunyi; "Janganlah kamu bertanya saat jam mata kuliah sudah mau habis, karena sezalim-zalimnya pertanyaan adalah pertanyaan yg ditanyakan saat jam mata kuliah sudah mau habis". Sejalan dengan arus globalisasi dan inovasi, pasal ini kini sudah di amandemen. Dan beginilah isinya:

"Barang siapa dengan sengaja dan terang-terangan bertanya kepada dosen saat jam akan habis dan dengan maksud untuk memperlambat waktu pulang, diancam dengan hukuman maksimal berupa pengucilan"

(tersangka: M. Masykur)

    Waduh, serem bangetkan bunyi tu pasal? Dan ada satu hal lagi yg tidak bisa dipisahkan dari "Pasal Masykur" adalah suara-suara batuk maksa diakhir jam pelajaran. Mungkin hal ini sudah tidak asing lagi buat kalian. Percaya atau tidak, kombinasi suara batuk ini dan Pasal Masykur merupakan duet yg sangat mengerikan. Kalo jam kuliah sudah habis, mulai deh batuk-batuk yg terkesan maksa terdengar dari seluruh penjuru kelas disertai dengan kata-kata "habis" di akhirannya. Dan kalo dosen mengeluarkan kata-kata keramat; "Ada yg mau ditanyakan?", di sinilah Pasal Masykur akan berperan. Ada saja dari para personil di kelas yg berkata:

"Ehm! Zalim."
atau
"Ehm! Pasal Satu."

    Hadeehhh.. kalo sudah begini terpaksa deh pertanyaan yg masih mengganjal jiwa dan raga disimpan dulu untuk pertemuan berikutnya, dan gw pribadi juga pernah menjadi korban duet maut ini. Top markotop lah buat Pasal Masykur dan batuk-batuk maksanya.

(Faisal 009 & Jau)
    Kalo untuk personilnya sendiri ada beberapa orang yg cukup mencolok mata di sini.
    Yg pertama ada Mas Jau yg sangat unik dan selalu membuat kami semua tertawa dengan keunikannya. Kalo lagi bicara, entah itu dengan dosen atau dengan kami, selalu saja ada senyum manis plus tertawa khasnya di sela-sela pertanyaan. Ada juga Mas Faisal yg "serba bisa" di kelas kami. Kalo ada masalah sama proyektor, komputer, dan kabel-kabel di kelas, tinggal tekan angka keramat 009 dan Mas Faisal pun akan datang menumpas kejahatan dan menolong yg lemah (udah kayak Saras 008 aja, tapi ini Faisal 009). Saking serba bisanya, sampai masalah air minum dosen yg habis pun kami serahkan ke beliau (ini sih males namanya).

(pasangan "caya-caya")
    Ada juga Mbak(?) Zelfa dengan kata-kata khasnya kalau dosen lagi menerangkan yaitu; "Iyaaaa...". Memang kata-katanya sih biasa aja, tapi cara pengucapannya itu lho pemirsa. Diikuti dengan aksen manja-manja minta ditonjok yg cukup membuat emosi jiwa. Lalu berikutnya ada Mas Norman dengan gayanya yg selalu stay cool. Tapi biarpun begitu dia ini sering terzalimi lho. Kalo anggota kelas ada yg belum masuk 1 atau 2 orang dan dosen udah tanya siapa yg belum hadir, pasti kami akan menjawab; "Norman". Padahal ni orang udah dari tadi duduk manis di bangku belakang tapi anehnya nggak ada satupun dari kami yg sadar. Begitulah derita Mas Norman ini.

(He Loves Martapura)
    Ah! Kalo bicara soal Norman, gw jadi inget sama Mas Martin James. Kedua sejoli ini pernah dihukum nyanyi ala Briptu Norman Kamaru di depan kelas. Tapi tetap, Norman yg satu ini stay cool dan malah Martin yg joget. Memang kalo gw lihat, Martin ini lumayan pede. Hmm... entah itu pede, cuek, atau urat malunya udah putus, yg jelas personil satu ini cukup "berani tampil" di depan kelas. Ada juga personil yg sering kami panggil dengan julukan "My Boy" (baca: Maboy), namanya Bella Diko Julio. Nama ini menurut gw cukup efisien buat yg hobi ngondek. Malam panggil Bella, pagi panggil Diko. Hehehee.. Maboy ini penggemar berat segala sesuatu yg berbau Korea, sampai ketiak orang Korea yg burket aja dia suka (jorok!). Tapi tetap, dia cinta dengan tanah kelahirannya; Martapura. Lup Martapura cup-cup muah-muah lah pokoknya.

(Imut kaann??)


    Dan satu lagi personil yg akhir-akhir ini sedang naik daun; Mas Hafiz. Awalnya sih aura kehadirannya masih belum terasa, tapi begitu hubungannya dengan cewek (jadi-jadian) dari kelas Pajak A terekspose ke media, namanya jadi tersohor ke seantero negeri. Satu statement dari cewek (jadi-jadian) itu yg nggak akan kami lupakan; "Hafiz tu imut deh". Wahahahaa...


(gini kalo Bu.Bendahara lagi pusing)
    Ah! Gw baru ingat nih, satu lagi istilah yg cukup populer di kalangan para pejantan kelas yaitu; Futsal pada Kas. Ini adalah salah satu istilah umum dalam akutansi yg berarti kami melakukan kegiatan futsal yg mempengaruhi keadaan Kas. Lho kok? Iya, setiap mau futsal uang kas jadi sumber pendanaan utama kami. Dana minimal 50 ribu selalu siap (dan harus siap) untuk pendanaan futsal. Alhasil, baru-baru ini diketahui saldo Kas kami lagi defisit berkat penarikan terus-menerus tanpa diimbangi pemasukan. Kalo Bu Bendahara udah mulai nagih, ada aja alasan kami. Mulai dari belum ada duit lah, digabung minggu depan lah, nggak ada duit kecil lah, dan lain sebagainya.

(ini nih buktinya. hehee..)
    Wah, wah... Lalu apa lagi yg unik? Hmm... di Pajak B ini juga terjadi yg namanya cilok, eh, maksud gw cinlok alias cinta lokasi. Mulai dari pasangan akuntansi Debit-Kredit (D.K) sampai yg baru saja jadian yaitu Mas Agung sama Mbak Heppy. Tapi yg paling senior dan menurut gw yg paling terkenal itu pasangan Mas Noval dan Mbak Pustika. Hehehee... Sebenarnya ini rekayasa kami sih, biar ada warna tersendiri di kelas. Tapi siapa tau kan nanti bisa jadi kenyataan. Ciieee... Aamiin... Hahahahaa..


    Yah, itu tadi sekelumit keunikan dan keajaiban yg ada di kelas gw sekarang ini. Sebenarnya kalo mau diceritakan satu persatu kayaknya bakal panjang sepanjang Tembok China dikali diameter Bumi dan dikuadratkan dengan jarak Matahari dengan Uranus. Tapi dibalik kebodohan dan keautisan yg kami lakukan, persatuan diantara tentunya cukup solid cuy. Yakin deh, nggak ada kelas lain di sini yg "segila" kelas Pajak B. Harapan gw untuk Pajak B, tetaplah melakukan hal-hal aneh dan bodoh untuk kedepannya, agar gw bisa banyak menulis cerita tentang kalian. Untuk fotonya yg tidak tercantum di sini, gw sarankan buatlah kebodohan-kebodohan yg extraordinary agar wajah kalian bisa muncul di blog ini. Hehehee... Keep solid ya guys, semoga kedepannya kita semakin kompak. Hidup STAN! Hidup Pajak B! No STAN Palembang without Pajak B! (asekkk!)

Mari membayar uang Kas
Uang Kas untuk kesejahteraan bersama
--au revoir

Thursday, January 26, 2012

Dibalik Seragam Hijau Dokter Bedah

Bonsoir!
Selamat malam para pembaca, salam olah kata.
Malam ini gw ingin sedikit membahas hal sederhana, namun sering kali luput dari pengamatan mata telanjang kita (emang ada mata pake baju?).

Dan kali ini gw akan mengangkat sebuah fakta dari profesi dokter bedah, yaitu; mengapa seragam dokter bedah berwarna hijau?
Nah, semua fakta dan opini tentang hal itu akan dikupas secara tajam, setajam...gunting! *gaya Peniti Bros

Jadi kembali ke tank...top!
Seperti yg kita tahu bahwa hampir seluruh profesi dokter memakai seragam berwarna pink (so sweet...), eh maksud gw berwarna putih saat prakteknya. Tapi ada 1 dokter yg tidak menggunakan seragam berwarna putih, yaitu dokter cabul! Ehm! Maaf, maksud gw dokter bedah.

So? Begitu kenapa? Apa alasannya? Why?

Ternyata hal ini dikarenakan saat melakukan pembedahan seorang dokter bedah akan sering melihat darah dan organ-organ dalam manusia maupun hewan yg berwarna merah. Dan terlalu sering melihat warna merah akan mengakibatkan sinyal warna merah di otak kita menipis kesensitifitasannya.

(nih salah satu roda warna yg paling sederhana)
Alasan lain yg tidak kalah pentingnya sepenting wajah ganteng gw (jijaii!) yaitu, jika terus-menerus berfokus pada warna merah akan menyebabkan ilusi nofa berwarna hijau pada latar berwarna terang atau berwarna putih. Dan hal ini akan mengganggu pengelihatan si dokter itu sendiri. Sehingga dipilihlah warna hijau. Selain karena warna hijau dapat menyegarkan mata, dalam roda warna, hijau adalah lawan dari warna merah. Dan tentunya warna hijau dapat memudarkan ilusi nofa yg gw katakan tadi sehingga penggelihatan si dokter tidak akan terganggu.

Jadi alasannya ternyata sangat bagus sekali. Bukan hanya sekedar untuk gaya atau karena pengen tampil beda (songong banget kalo iya).



Nah, ternyata hal-hal kecil di sekitar kita yg luput dari pengamatan dan sering dianggap sepele sebenarnya menyimpan sebuah pengetahuan baru buat kita. So guys, ini mengandung pelajaran sendiri buat kita semua. Jangan sepelekan hal-hal kecil di sekitar kita, karena siapa tahu hal itu mengandung makna yg besar dan penting. Jadi jangan sepelekan tahi lalat kecil gw karena banyak rejeki yg sudah dihasilkannya. Hahahaaa...

Gunakan lajur kanan untuk mendahului
--fin

Wednesday, January 25, 2012

Case Closed

Bersama dengan posting ini gw sampaikan bahwa gw ganteng
----------------------------------ttttttiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttttttttttttttt-----------------------------

Maaf, kesalahan teknis. Akhir-akhir ini sinyalnya kurang bagus (nyalahin sinyal).
Jadi maksud gw bersama posting ini diumumkan bahwa cerita berseri Road to BDK Palembang, SELESAI.
Akhirnya setelah 1 tahun lamanya gw mengerjakan proyek terbesar di blog ini, bisa terselesaikan juga (Desember 2011 s.d. Januari 2012. Nyebrang tahun kan?).
Sedikit review, ini nih daftar cerita dari seri Road to BDK Palembang yg sudah gw tulis selama ini:

Road to BDK Palembang: 1st Step
Road to BDK Palembang: Lika-Liku Laki-Laki
Road to BDK Palembang: Lari dan Mati
Road to BDK Palembang: General Question, Dumb Answer
Road to BDK Palembang: Final Step (Part I)
Road to BDK Palembang: Final Step (Part II)

Wah, ternyata cukup banyak juga. Udah lebih dari cerita-cerita terkenal yg nggak asing lagi di telinga kita, kayak; Trilogi Lord Of The Ring, Tetralogi Twilight Saga, ataupun Tetralogi Laskar Pelangi. Ditambah 1 kisah lagi bisa nyamain serinya Harry Potter deh. Itu dari segi kuantitas sih, dari kualitas......beh! Jauh deh, lewat aja karya-karya gw. Hehehee.. Tapi biarlah, hal-hal besar selalu berawal dari hal-hal yg kecil.

Jadi sembari menutup kisah Road to BDK Palembang ini, gw juga mau mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yg sudah khilaf mau membaca cerita-cerita aneh bin ajaib karya gw ini. Dan buat yg belum pernah baca, syukurlah, karena setelah membaca minimal kalian akan muntah darah atau dilarikan ke ICU. Hahahaa... Enggak kok, buat yg belum ya nggak apa-apa. Tapi demi kewarasan kalian disarankan untuk membaca kisah gw ini.

Tetap stay tunne ya di blog gw. Siapa tau nantinya bakal muncul kisah-kisah spektakuler lainnya.
Ok, CASE CLOSED!

Bayar pajaknya, awasi penggunaannya

--au revoir

Road to BDK Palembang: Final Step (Part II)

*tetterreeeett teteteettetetett tetterrreeeetttt (bunyi terompet)
*psyuuu... jdum! jdum! duarr! duaarr! (bunyi petasan dan kembang api)
*jgeerrr!!! BLAR!! (meledak)
KEBAKARAN! KEBAKARAN! Uwwoooo!! KEBAKARAN!!!
#autis
(efek kesalahan teknis)

Ehm! Maaf, ada sedikit kesalahan teknis tadi (kecelakaan teknis tepatnya).
Maksud gw mau memberi pembukaan yg meriah untuk posting kali ini, tapi yg namanya takdir itu memang cukup mengerikan. Jadi kenapa gw mempersiapkan pembukaan yg meriah kali ini?
Yak, karena malam ini gw akan menerbitkan posting terakhir bagian ke dua dari seri Road to BDK Palembang.

Yaah, tapi berhubung pembukaannya hancur belur dan babak lebur, jadi kita langsung saja ke cerita.
Okay! Langsung ke TKP (Tempat Kesialan Pengarang):

    Diceritakan sebelumnya gw dengan beruntungnya berhasil lolos tes tahap ke-3 USM STAN untuk Tahun Siksaan 2011-2012. Dan setelah melalui perhelatan dahsyat selama kurang lebih 2 bulan di Jakarta, kali ini gw putuskan untuk angkat koper dari Ibu Kota dan kembali ke Palembang untuk menempuh pendidikan STAN di BDK (Balai Diklat Keduitan *Keuangan maksudnya).

    Seperti yg kalian ketahui dari cerita sebelumnya bahwa entah karena kutukan Dewi Kwan Im atau karena kebodohan tingkah gw sendiri, dengan suksesnya gw bangun kesiangan dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta nggak kurang dari pukul 6.30 pagi yg seharusnya gw sudah check-in paling nggak pukul 6.00 pagi.

(biar lebih jelas, liat peta nih)
    Sebenarnya bisa aja sih gw tiba lebih awal di terminal 1A (terminal untuk maskapai yg gw pilih waktu itu), tapi lagi-lagi kutukan Dewi Athena menyertai gw. Kenapa? Gw ketiduran cuy di Bus Damri! Kalo cuma ketiduran sih nggak masalah, tapi yg jadi masalah di sini gw kelewatan turun di terminal 1A! Itu belum seberapa kalo gw masih bisa turun di terminal 1B atau paling sial 1C lah. Tapi ya itu tadi, kutukan Dewi Isis masih melekat dalam diri gw (kok kesannya gw manusia terkutuk ya???). Dengan sialnya gw bangun pas banget di terminal 2D! Dan untuk balik ke terminal 1A harus muter balik pake taxi pemirsa!


    Hadeehh... udah telat berangkat, ketiduran, salah turun terminal pula. Ini nih penerapan secara langsung dari peribahasa; sudah jatuh tertimpa tangga dicolek Surya pula *cewek(?) kelas tetangga. Gw sedikit kesel nih sama kondekturnya, masa bangunin gw di terminal 2D yg penerbangan luar negeri? Gw tau tampang gw keren kayak bule (bule Afrika!), tapi kan paling nggak bisa bangunin gw di terminal 1C dulu donk?? Yah, tapi mau gimana lagi, gw juga salah sih.

    Akhirnya dengan wajah pasrah kayak mau dicium Katy Perry (ini sih lain pasrahnya), gw muter balik naik taxi ke terminal 1A. Dengan harap-harap cemas bagaikan orang ngantri di WC umum (ada gitu hubungannya?), gw check-in nih.

Petugas: "Maaf pak, bapak terlambat. Pesawatnya sudah berangkat 10 menit yg lalu"
Gw: #hening
Petugas: "Pak? Maaf pak?" *mulai ketakutan
(selang yg ini nih)
Gw: "Oh, oke." *stay cool

 Akhirnya gw pergi ke toilet terdekat dan nangis di bawah shower. Tapi berhubung nggak ada shower, jadi gw pake selang toilet. Yg penting kayak di film deh.

Ehm! Maaf, lagi-lagi khayalan tingkat tinggi gw muncul.
Jadi, kembali ke tank....top!



    Nah, yg bener gini nih;

"Maaf pak pesawatnya sudah berangkat 10 menit yg lalu"
"Jadi gimana mas? Bisa pindah jadwal?" (cemas)
"Bisa dipindah ke jadwal lain pak" (ni orang manggil gw "pak" terus dari tadi, masih baby face gini juga *jangan ganti y jadi i)
"Oh, kapan itu?"
"Adanya untuk penerbangan sore hari pak, jam 15.30"
 "Oh..." #galau

    Kalian pikir deh, pada saat itu waktu menunjukkan pukul 7.00 pemirsa! Jadi 8 jam ke depan gw mau kemana coba? Sedangkan barang bawaan gw waktu itu udah kayak warga kampung kena gusur pemerintah, 1 koper, 1 tas travel, sm 1 tas ransel. Ckckck...

    Tapi mau gimana lagi? Mau pesen tiket lagi? Nggak bisa, waktunya nggak cukup. Gw perlu waktu di Palembang ntar untuk nyiapin berkas-berkas buat keperluan daftar ulang, sedangkan untuk dapet tiket murah harus pesen tiket paling nggak 3 hari sebelum keberangkatan. Mau pesen tiket hari ini juga? Waduh bisa 500 ribu lebih harganya masbro. Dan akhirnya terfikir 1 ide brilian di otak gw; cari satu penumpang tujuan Palembang, ajak kenalan, pura-pura baik, culik, bunuh di tempat, dan ambil tiketnya. Hahahaa...!

    Ehm! Maaf, lagi-lagi Jin Iffrit dalam diri gw ikut berbisik.
    Jadi gimana solusinya? Mau nggak mau, suka nggak suka, cinta nggak cinta, gw harus terima lamarannya Scarlet Johansson kali ini. Lho?! Nggak, becanda kok. Maksudnya mau nggak mau gw harus ngambil jadwal jam 15.30 itu. Biarlah gw nunggu di bandara sampe gw berubah jadi Prasasti Bandara Soekarno-Hatta. Yg penting gw bisa pulang hari itu.

(mungkin ini yg akan terjadi waktu itu)

    Selesaikah masalahnya? Gw berharap begitu, tapi kutukan Dewi Hera berkata; Ooo... tidak bisaaaa! Dan ternyata benar, waktu gw ke loket bagian pindah jadwal gara-gara terlambat (jelek banget ya nama loketnya? Versi gw nih) ternyata ada biaya tambahannya pemirsa. Oke lah, kalo cuma 100-200 ribu nggak ada masalah buat gw, tapi kalian tahu berapa biaya tambahannya? 400 ribu pemirsa, 400 ratus ribu! Kalian tahu betapa menderitanya jiwa raga ini mendengar nominal itu? *mendramatisir.

   Di sini gw semakin mempertimbangkan untuk bunuh diri saat itu juga. Tapi berkat semangat dari orang-orang yg sudah berharap banyak terhadap gw dan juga semangat dari seluruh penduduk Bumi akhirnya gw berhasil mengumpulkan 7 buah Dragon Ball dan memanggil Dewa Naga (?).



    Hehehee.. Maaf, itu tadi sinopsis dari film terbaru gw; The Degan-Ball.
    Nah, kembali ke tank....top!

    Nah berhubung tekad gw sudah bulat untuk pulang hari itu juga, jadi 400 ribu pun tetap gw usahakan. Begitu narik duit di ATM, ternyata saldonya cuma bisa keambil 350 ribu. Cek saldo di dompet, waduh! Isinya bikin gw meneteskan air mata haru; kosong. Terpaksa deh gw pakai pilihan bantuan terakhir; phone a friend. Dalam kasus gw, phone a Emak.

(ilustrasi gw waktu telefon nyokap)
    Yah...padahal sebisa mungkin gw nggak mau ngerepotin ortu. Mungkin, lebih tepat kalo dibilang gw nggak mau ngasih tau ortu, males diomelin. Hehehee... Tapi ya itu tadi, keluarga memang tempat pertolongan terakhir kita. Akhirnya dengan jangtung yg sudah dag-dig-dug-derr, gw telefon nyokap di rumah. Nggak perlu diceritakan gimana percakapan gw sama nyokap, terlalu mengerikan. Intinya sudah pasti gw dikirimin uang lagi, tapi tentunya diikuti dengan ceramah ala Chef Farah Quinn. Lho?? Nggak, maksud gw sudah pasti diikuti dengan omelan dan nasihat seputar kebodohan gw hari itu. Yah, mau gimana lagi? Terima aja, memang semua ini salah para pembaca kok, eh nggak ding, salah gw maksudnya.

    Dan setelah melalui cobaan yg berat di telefon, akhirnya SMS yg ditunggu pun datang;
    "Uangmu sudah dikirim, anakku yg pinter!" #JLEB
    Kata-kata terakhirnya itu lho, menusuk jantung, menyentuh jiwa, dan mengguncang iman sekali pemirsa. Dan akhirnya lagi-lagi gw pergi ke mesin ATM. Nah, apakah kalian pikir kutukan gw selesai begitu saja? Lagi-lagi gw berharap begitu, namun lagi-lagi juga, kutukan dari para Dewi tetap menghujani gw. Dan kali ini Dewi Aphrodite lah yg menurunkan kutukannya. Apa yg terjadi? It's time to....QUIZ!!!

a. Kartu ATM gw hilang
b. Dompet gw hilang
c. Otak gw hilang
d. Dengkul gw hilang, atau
e. Kartu Timezone gw hilang (penting?)

(cool kan?)

     Silahkan kirim jawaban kalian ke e-mail gw, bagi pemirsa yg beruntung akan mendapatkan paket menginap 3 hari 2 malam bersama gw plus kecupan hangat dari Ronaldinho (jarang-jarang lho dikecup pemain bola). Haahahaa... Cuma bercanda kok.


    Jadi apa jawabannya? Yak, a. Kartu ATM gw HILANG!!!


    Kebayangkan gimana persaan gw waktu itu? Udah tinggal 1 langkah lagi buat pindah jadwal penerbangan, tinggal ngambil duit kiriman dan bayar, eehh...kartu ATM malah lenyap entah kemana. Kalo gw inget-inget lagi kayaknya waktu terakhir ngambil duit, udah gw simpen lagi tu kartu ATM. Jadi kemana gerangan perginya?? Entahlah, gw juga bingung selip dimana tu kartu ATM. Udah gw misscall, gw SMS, gw chat lewat YM, masih nggak ada respon (itu kartu hi-tech banget ya?). Yah...intinya sampai sekarang masih belum diketahui dimana gerangan benda keramat tersebut.
(try this one)

    Nah, kembali ke tank....top!
    Akhirnya gw pasrah banget di situ, bingung harus gimana. Terjebak antara hidup dan mati, emosi dan erosi (?). Tapi memang benar, dalam setiap bencana selalu ada jalan untuk sebuah perbaikan. Kata-kata ini gw dapat dari salah satu game favorit gw; "In the face of disaster lies opportunity for renewal". Ini game lama sih, tapi masih sangat pantas untuk kalian coba (gw aja udah tamat 3x). Judulnya Shin Megami Tensei: Persona 4, khusus untuk konsol PS2.


    Nah, dalam hal ini "renewal" yg gw maksud adalah kakak sepupu gw yg pernah gw singgung dicerita Kambing Kurban. Jadi, kepada beliau ini lah gw mengadu soal kebodohan yg gw buat hari ini. Dan dengan sabarnya, sepupu gw bela-belain dateng ke bandara untuk minjemin duit demi gw. Ooo...so sweet... Melihat sosoknya turun dari Damri khusus bandara itu bagaikan melihat sosok malaikat pencabut nyawa turun dari langit. Lho?! Becanda, maksud gw bagai melihat Spiderman yg datang menolong Mary Jane (Mary Janenya gw gitu?? Hoeekk!!). Lebih-lebih gw malah ditraktir makan sama dia. Waduh, jadi nggak enak banget sama sepupu gw yg satu ini.

    Dan kedatangan sepupu gw ini tampaknya menjadi penutup bagi semua kutukan gw untuk hari itu. Entah karena itu, atau memang para Dewi sudah mulai bosan mengutuk gw. Yah, setidaknya untuk hari itu gw bisa merasa lega karena semuanya sudah terselesaikan dengan cukup baik. Walaupun setelah itu gw harus membatu di bandara sampai selama 8 jam. Dan tidak ketinggalan ceramah 3 hari 3 malam dari kedua ortu gw tercinta. Yg terpenting jangan lupa, isi dompet sama tabungan gw ludes tak bersisa. Huueeeee.... (jelek banget pasti nangisnya)

    Hhh...paling nggak gw bisa pulang lagi ke Palembang dengan jiwa dan raga yg utuh dan gw bisa menjalani hidup gw kayak sekarang ini, kuliah di tempat yg cukup membuat stres tapi untungnya gw dapet kelas yg tingkahnya cukup stres sehingga ibarat rumus matematika; minus kali minus hasilnya plus. Sedikit bocoran nih, gw udah ada rencana mau buat cerita soal kelas "unik" gw ini. So, stay tune ya di blog penuh kutukan kesayangan kita ini; Mix and Mate.

Mertua bijak, menantu anak pajak

--fin

Monday, January 23, 2012

Gong Xi Fat Cai

Ehm, ehm!
Tanggal 23 Januari 2012.
Kalian tahu hari apa ini? Yak, hari Senin.
Biasanya orang-orang sering bilang "I hate Monday", tapi gw yakin 99% dari kalian khusus hari ini akan berkata "I LOVE MONDAY".


Kenapa?
Karena hari ini liburrrr....tanggal merah! #girang

Dan kenapa kok tanggal merah? Karena hari ini teman-teman kita yg berkebangsaan China sedang merayakan Tahun Barunya yg ke-2563 (paling nggak itu yg gw liat di kalender).

Jadi selaku admin yg cool dan admin yg baik, gw mau mengucapkan:


Gong Xi Fat Cai

Semoga, di Tahun Naga Air ini segala keinginan dan cita-cita kalian bisa tercapai.
Dan yg terpenting semoga perolehan angpao tahun ini lebih subur dibanding tahun kemarin. Hehehee...



Sukseskan Pemilu 2014 (masih lama!)

--au revoir

Sunday, January 22, 2012

My Apologize

Sedikit pemberitahuan di sini kepada para pembaca blog gw, berhubung sebelumnya gw merasa font di blog ini terlalu kecil, jadi setelah menimbang, memilih, melihat, meraba, mencolek, mencubit, mencium....Ok stop! Jangan paksa gw untuk meneruskan kata-kata selanjutnya!

Jadi setelah melakukan hal-hal aneh di atas, gw putuskan untuk memperbesar font blog ini dari 14 menjadi 15. Memang sepertinya bukan perubahan yg signifikan sih, tapi ternyata setelah gw lihat lagi cukup berpengaruh juga ditata letak posting gw.

Jadi di sini, gw selaku orang yg paling cool sedunia (ganteng itu takdir, kalo cool itu pilihan *pede amat!) dan selaku penanggung jawab satu-satunya dari blog penuh kutukan ini mau minta maaf jika nantinya ditemukan kekurang rapian dari posting-posting gw sebelumnya.

Tapi tenang, jangan takut akan gelap, karena gelap melindungi diri kita dari kelelahan(?). Maksud gw jangan takut, karena untuk posting-posting baru setelah ini akan gw buat sehancur mungkin seperti wajah gw. Hahahahaa...!

Ehm! Maaf.
Maksudnya akan gw buat serapi mungkin agar lebih enak untuk dibaca oleh pemirsa sekalian.

Ok, akhir kata
Mari majukan industri musik Indonesia

--fin

Saturday, January 21, 2012

Semboyan Kebersamaankah?

Selamat malam para pembaca setia Mix and Mate.
Bagaimana malam minggu kalian?
Buat yg masih single pasti lagi menikmati kesendiriannya bersama teman-teman senasib sepenanggungan atau lagi bergalau-galau ria di kamar masing-masing. Yg lagi LDR a.k.a Long Distance Relationship, mungkin harus puas hanya dengan ngobrol lewat SMS ataupun telefon. Yah, biar lebih menarik ngbrolnya boleh sedikit manja-manja cayang-cayangan cup-cup muah-muah minta dipeyuk (jijaiii!). Dan buat yg udah punya gebetan, pasti lagi pada apel nih di rumah do'i ataupun hang-out di tempat yg romantis dan ekonomis (ketahuan deh bokeknya). Dimanapun itu, ingat pesan kakek ya (nenek lagi arisan); jangan dua-duaan sendirian.

Posting kali ini nggak akan panjang-panjang karena hanya sekedar "news".
Di sini gw akan membahas tentang semboyan yg nggak asing lagi di telinga kita yg jarang dibersihkan ini;
"Semua untuk satu, satu untuk semua"

Nah, semboyan yg terkenal sering diucapkan oleh 3 sekawan ahli teknik pedang anggar dari Paris ini (The Three Musketeers) dikenal dengan semboyan yg mencerminkan kebersamaan diantara teman. Memang harus gw akui semboyan itu sangat singkat, tapi memiliki arti yg dalam. Setidaknya itu dulu...

Lho kok? Begitu Kenapa?
Iya, baru-baru ini gw menyadari bahwa terjadi perubahan arti di sini. Entah itu karena cuaca yg belakangan cukup ekstrem, karena pergeseran lempeng tektonik, atau karena negara api yg menyerang (ada gitu hubungannya?). Apapun itu, gw mulai merasakan ada yg tidak beres dalam penerapan semboyan ini.

Dulu semboyan ini seperti yg gw bilang tadi melambangkan kebersamaan diantara teman maupun keluarga. Tapi sekarang menurut gw semboyan ini kerap dipakai oleh orang-orang yg cukup serakah, maruk, ataupun egois. Betul begitu Aa'?

Sekedar contoh nih, kayak di serial kartun Spongebob (ketauan banget masih suka nonton) waktu Mr.Krab rebutan harta karun Flying Dutchman sama Spongebob & Patrick. Mr.Krab di situ pake kata-kata "semua untuk satu" sebagai alibi (Presiden ke-3 Indonesia) untuk ngambil semua harta karunnya. Emang sih contohnya kurang realistis kayak wajah gw yg nggak realistis. Tapi percaya deh, banyak juga orang-orang kayak gitu di dunia persilatan ini.

Jadi sebenarnya menurut gw hal ini bisa terjadi karena banyak orang yg memisahkan semboyan yg seharusnya satu kesatuan ini menjadi 2 bagian; "Semua untuk satu" dan "Satu untuk semua". Yg bagian "Satu untuk semua" sih nggak ada masalah. Ini masih bisa diartikan sebagai sebuah kebersamaan. Misalnya kalian lagi laper tapi kantong lagi tipis, sokongan aja, beli nasi bungkus 1 terus dimakan rame-rame. Cocok kan sama kata-kata "satu untuk semua"?


(Alexander Dumas)
Yah, lagi-lagi masalahnya terletak pada kalimat pertama; "Semua untuk satu". Sebenarnya kalo bisa sih gw pengen ngerubah ni semboyan jadi "Satu untuk semua, semua untuk dibagi rata". Tapi kayaknya jelek banget ya? Atau gini; "Satu untuk semua, semua untuk Rafif". Nah, ini lebih berseni. Hehehee... Tapi apa daya, penulis asli novel The Three Musketeers, Alexandre Dumas sudah menghadap Yg Maha Kuasa jadi kayaknya hampir mustahil buat gw.

So, di sini gw cuma mau memberi ultimatum (widih, udah kayak penjajah aja) kepada para pemirsa untuk tidak memisahkan semboyan ini menjadi dua bagian seperti yg gw bilang tadi. Karena memang keduanya saling melengkapi, bukan untuk dipisahkan. Seperti gw dan tahi lalat gw yg sexy abis ini (najis!).



Salam olah kata.
Jangan beli kaset bajakan
--fin

Friday, January 20, 2012

GBA: The Biggest and The Craziest

Bonsoir!
Good evening!
Selamat malam!
Sugeng ndalu!

Bertemu lagi dengan posting yg super sinting, super aneh, dan super ngaco dimana lagi kalo bukan di sini, satu-satunya blog terkutuk yg sudah memakan banyak korban, Mix and Mate.

Lagi-lagi kali ini gw akan memfokuskan segala cercaan dan hinaan di divisi Di Balik Semua Nama. Dan untuk posting terbaru ini gw akan mengangkat sebuah nama yg sederhana, namun unik dan memiliki banyak arti; GBA.

Sedikit pemberitahuan dari pihak berwenang, GBA di sini bukan (sekali lagi gw tekankan, BUKAN) merupakan kepanjangan dari Game Boy Advance. Memang nama ini terinspirasi dari salah satu konsol game tersebut, tapi untuk kepanjangannya sudah jelas berbeda bagaikan wajah gw dengan wajah Brad Pitt.


Jadi, apa itu GBA yg gw maksudkan di sini? Nah, supaya lebih jelas sejelas tahi lalat gw yg sexy, lebih baik kita langsung ke TKP (Tempat Kelahiran Pengacau);

    GBA, merupakan salah satu kelompok remaja atau yg lebih beken disebut dengan "geng" yg didirikan oleh sejumlah cowok macho (mantan chopet) di SMAN 03 Palembang. Perlu ditekankan lagi bahwa kami ini macho bukan maho. Walaupun sebenarnya di GBA ini macho itu identik dengan maho. Jadi kesimpulannya? Yah silahkan menyimpulkan sendiri. Mau simpul mati, simpul kembar, simpul anyam, ataupun simpulta dari goa hantu (sumpah, maksa!) itu terserah kalian.

    Lalu apa kepanjangan dari GBA itu sendiri? Soal itu bisa kita bahas nanti, karena sebelumnya gw akan menceritakan sejarah berdirinya kelompok "gila" ini.

    Kembali ke tahun 2009 di siang hari yg anget-anget tai sapi (baru-baru ini gw sadar kalo punya sapi ternyata lebih anget dari punya ayam. Nggak percaya? Buktikan!). Saat itu gw masih duduk di bangku kelas 2 SMA, masih rajin-rajinnya belajar, terbukti dengan ranking gw yg selalu naik setiap bagi rapor. Dari 4 ke 7 ke 11 ke 20 lalu ke 33 (dari 32 siswa! Ajaib!).

    Siang itu gw baru aja selesai dari bimbel bareng teman-teman gw. Bimbel yg gw maksud ini bukan bimbingan belajar, melainkan bimbingan belanja. Heheehee.. Nggak kok, bercanda. Asli 100% tulen, bimbingan belajar. *walaupun kenyataan yg terjadi di kelas berbeda

    Sebelum kembali ke alamnya masing-masing, kami sempatkan dulu ngmpul bareng sembari makan rujak buah di pinggir jalan. Jika ada sekitar 6 orang di situ, berapa rujak buah yg kami beli??? Yak! Tepat! Hanya satu! Hehehee... Lho kok? Iya lah, kebersamaan kami kan tinggi, jadi satu untuk semua dan semua untuk satu. *alasan! bilang aja pada bokek

    Sembari menyantap rujak buah kami memperhatikan orang-orang yg lalu-lalang di depan kami, berharap ada orang yg dengan bodohnya tidak sengaja menjatuhkan uang. Kan lumayan, bisa beli rujak buah lagi (keliatan banget miskinnya). Dan ternyata benar, selembar uang 10 ribu jatuh tepat di depan kami!

(ilustrasi tampang kami liat duit jatuh)
    Wah, iblis dalam diri kami masing-masing mulai muncul. Urusan duit sih "loe loe, gw gw", siapa cepat dia dapat. Mungkin ini yg ada dipikiran jahat kami waktu itu. Akhirnya bagaikan 6 ekor monster haus darah (sehoror itu kah?) kami melompat, menerkam, menerjang, menendang, dan memperebutkan selembar uang itu. Dan esok harinya di halaman depan koran pagi; "6 Remaja Bodoh Ditemukan Tewas Memperebutkan Selembar Uang Butut".



    Hehehee...maaf, cuma intermezo. Sebenarnya uang jatuh itu cuma khayalan kami saja, maklum lagi bokek. Nah, kembali ke tank....top!


    Jadi saat makan rujak buah itulah terbesit dipikiran mesum kami untuk membuat sebuah kelompok/ geng sendiri. Sempat kepikiran mau ngasih nama SM*SH, tapi berhubung kami bukan penderita penyakit liver (karena nggak ada yg hatinya cenat-cenut) jadi nama itu dikubur dalam-dalam. Mau pakai nama 7 ICON juga sepertinya kurang pas. Kenapa? Karena kami ini para lelaki perkasa yg sangat kuat, bukannya "nggak nggak nggak, nggak kuat", jadi nama itu kami buang ke Sungai Musi. Akhirnya karena waktu itu sebagian besar dari kami sedang gemar-gemarnya bermain konsol game GBA, jadi kami putuskan untuk memakai nama tersebut; GBA.

    Nah, jadi apa kepanjangan GBA kami ini? Dan apa saja yg kami lakukan?
    Untuk kepanjangan sih percaya atau tidak, kami sendiri belum menemukan dan menentukan apa kepanjangan dari GBA itu sendiri. Jadi daripada pusing mikir kepanjangan, kami putuskan untuk memberi kebebasan kepada setiap anggotanya untuk mengartikan sendiri apa itu GBA. Maka munculah berbagai istilah beken di sini:

Gang Bang Akhmad (dicetuskan oleh anggota yg cukup mesum)
Geboi Bohai Asoi (ide gw, terinspirasi dari sebuah judul buku)
Geng Baseng Aja (lagi males mikir ini. Baseng = Terserah)
Gang Bang Anihilation (keren tapi cukup mengerikan)
Gang Body Ajib (satu lagi yg berbau mesum)

    Dan masih banyak lagi kepanjangan yg kocak, aneh, mesum, dan mengerikan lainnya. Terserah, justru itulah seni dari GBA. Berbagai arti dan makna tapi tetap dalam satu kesatuan; GBA. Yah, mirip kayak Bhineka Tunggal Ika lah. *keren kan?

(jaket kebangsaan GBA)


    Bukan hanya itu, kami juga punya lagu kebangsaan dan jaket kebangsaan sendiri. Lagu ini murni diciptakan sendiri dari otak ajaib kami. Single yg paling hits berjudul "Cari Rumah Kosong" dan "Bulu". Kaset dan CD bisa didapatkan di tong sampah terdekat.

    Oh iya.. Cuma ngasih tau nih, GBA ini bukan geng yg suka berbuat kekacauan ataupun hal-hal negatif lainnya lho. Kami juga bukan tipe geng yg pilih-pilih teman, semua bisa bergabung di GBA selama mereka tahan dengan tingkah aneh bin ajaib kami. Hahahaa... Buktinya GBA yg awalnya hanya dibentuk oleh 6 orang sekarang sudah beranggotakan 21 orang dengan keunikan masing-masing. Jadi kalau kalian mulai merasa perlu mempertanyakan kewarasan kalian, hubungi kami, kalian akan sangat diterima di GBA.





    Lho kok kesannya kami ini kumpulan orang-orang kurang waras ya? Memang benar! Hahahahaa... Nggak kok, kegiatan kami tetap normal-normal saja. Cuma, disetiap kegiatan yg normal itulah selalu terselip ke"abnormal"an kami. Dan lagi-lagi harus gw katakan, itulah seni dari GBA.


(Ladies of GBA)

(Boys of GBA)
    Jadi apa saja yg sudah kami lakukan?? BUANYAKK!! 2009-2012 sudah berjuta peristiwa kami lalui. Sampai-sampai ada satu semboyan yg sangat terkenal di GBA; "Makan 8, bayar 4". Eh, salah! Yg benar; "Apa sih yg tidak ada di GBA?". Konflik seputar cinta, persahabatan, sampai seputar sekolah juga pernah kami alami. Event-event semacam nonton bareng, acara malam Tahun Baru, banana boat, futsal campuran, karaoke dan lain-lain sudah pernah kami lakukan. Peristiwa yg mengundang sejuta tawa sampai yg membuat kami meneteskan air mata juga pernah dilalui di sini. Dan tentunya seperti yg gw katakan tadi, selalu terselip kebodohan, ke"abnormal"an, dan keajaiban disegala hal yg kami lalui.



 

    Maka dari itu, GBA yg awalnya hanya sekedar geng yg terbentuk karena keisengan saja sekarang sudah seperti sebuah keluarga bagi kami. Mungkin kalo boleh gw bilang, GBA ini salah satu "keluarga" terbesar (dan tergila) yg pernah gw temui. Dan gw yakin, mau sampai kapanpun juga nama GBA akan tetap ada. Hebat kan? Yah, sekali lagi harus gw katakan; Itulah seni dari GBA.











Mari hemat energi
--au revoir

Thursday, January 19, 2012

Rafif: My Mind Never Die

Aloha!
Selamat datang di posting terbaru gw di divisi Di Balik Sebuah Nama.

Sebelumya para pembaca pasti bertanya-tanya kenapa gw memberi judul posting kali ini dengan nama gw sendiri. Karena seperti yg kita tahu, divisi Di Balik Sebuah Nama ini mengulas profil orang-orang terdekat gw. Dan sebelumnya gw sudah membahas tentang diri gw sendiri di posting pertama. Lho kok dibahas lagi?

Alasannya sederhana saja, karena gw terlalu cool untuk dibahas hanya 1x saja. Hehehee...
Nggak ding, hal ini disebabkan karena ada salah seorang penggemar yg request ke gw untuk ngebahas kehidupan gw yg sekarang. Sumpah dipacarin Emma Watson, gw nggak bohong (bohong pun nggak rugi. Hahahaa!).

Dan tanpa mengulur waktu lagi, mari ke TKP (Tempat Kehidupan Perjaka):

    Terlahir dengan nama Muhammad Rafif Anwar di Metro, Lampung 30 Agustus 1993 di keluarga yg sederhana. 18 tahun 5 bulan gw menjalani hidup di dunia yg fana ini dan membuat kebodohan-kebodohan yg cukup menyusahkan dan menyakitkan orang-orang disekitar gw.

(ini nih salah satu ekspresi ajaib gw)


    Seorang Rafif yg sekarang jauh berbeda dengan Rafif yg kalian kenal 1000 tahun yg lalu (emang gw Pithecanthropus Javanicus?). Gw yg sekarang ini tengah menjalani hidup sebagai seorang mahasiswa D1 di Perguruan Tinggi Kedinasan yg bermarkas di Bintaro. Kuliah di sini menjadikan kegilaan gw memasuki stadium akhir. Hal ini menjadikan gw sering bertingkah aneh dan pasang ekspresi-ekspresi aneh bin ajaib yg cukup memuakkan.



    Coba kalian bayangkan, dari Senin - Kamis jadwal kuliah full mulai dari bencong belum pada pulang sampe pocong pada keluar kandang. Jadi kalian tahu kan betapa stresnya gw, berangkat dikejer-kejer bencong, pulang diuber-uber pocong dengan teknologi mesin 1000cc (pocong lulusan SMK tu).

    Belum lagi Jum'at sama Sabtu yg seharusnya libur sering sungai ('kali' udah nggak musim. Nggak ada ceritanya Kali Musi) diisi dengan tauge, wortel, dan ayam. Ehm! Maksud gw diisi dengan mata kuliah (maklum, lagi pengen makan lumpia tadi).

    Jadi 1 minggu itu bisa nggak ada libur blas. Hari Minggu pun gw nggak bisa sepenuhnya santai dikarenakan tugas-tugas yg udah pada numpuk di atas meja. Ditambah lagi dengan pemandangan yg itu-itu saja setiap harinya.

    Setiap gw keluar kelas dan liat ke arah depan kampus, terhampar luas padang rumput nan hijau. Lho kok bisa stres? Iya lah..emang sih ada padang rumput luas nan hijau, tapi yg berdiri di atasnya itu lho pemirsa! Batu nisan!

    Murid-muridnya pun nggak kalah suram; seragam papan catur (hitam-putih), kepala botak, plus tampang-tampang serius yg sangat menyentuh qolbu. Kalo ditambah sama hamparan batu nisan tadi, udah serasa kayak lagi ikut acara Dunia Lain.

    Yah, kalian pasti bisa mengerti kenapa gw tambah jadi gilanya. Tapi gw masih bersyukur bisa kuliah di sini. Nggak ada penyesalan di hati gw, MERDEKA! #kumat

    Untuk keseharian gw nggak ada yg spesial sih. Karena sebagian besar gw habiskan untuk kuliah kayak yg dibilang di atas tadi. Di luar intrakulikuler paling-paling gw cuma aktif di senat kampus gw. Motivasi gw ikut senat pun sebenernya pengen membuka kesempatan buat gw untuk merealisasikan ide-ide sadistic yg gw punya. Antara lain yg sudah lama terpikir yaitu; lomba gali kubur, lomba pasang kain kafan, dan lomba merias pocong (horor semua!). Semua itu terinspirasi dari kebiasaan gw ngeliat 'pemandangan' indah di depan kampus.

(sengaja cuma ilustrasi)
  
    Eh, bicara soal inspirasi, gw yg sekarang merupakan tipe "pencari inspirasi". Hal ini dikarenakan saat ini gw tengah mengolah sebuah blog yg berisi cerita-cerita semi-nonfiksi yg berdasarkan pengalaman pribadi gw, teman-teman gw, maupun keluarga gw. Jadi gw sangat butuh sama yg namanya "inspirasi" buat ngerangkai cerita-cerita gw supaya jadi sebuah mahakarya kolosal yg bisa membuat pembacanya terkena syndrom "baca-cerita-saya-dan-anda-menyesal-telah-dilahirkan". Setiap kegiatan, tingkah, bahkan kata-kata orang disekitar gw bisa jadi inspirasi. Dan buat posting yg satu ini, inspirasinya special gw dapatkan waktu nongkrong........di WC! #muntah

   
     Kembali ke tank....top!
    Hari libur dan waktu senggang gw juga biasa-biasa aja. Kalo libur paling gw habiskan untuk ngerjain tugas, ngerapiin catatan yg udah kayak Hiroshima waktu Perang Dunia, dan membuat kekacauan dimanapun berada. Waktu senggang pun nggak ada hal khusus yg gw lakuin. Paling-paling gw ngusilin orang, atau baca buku novel, dengerin lagu, dan kalo udah kepentok nggak ada kerjaan, gw langsung pergi ke WC trus nyari sabun. Nah lho?! Mandi maksudnya, Palembang kan panas. Hahahahaa...

    Kalo bicara soal rencana ke depan sih gw punya banyak rencana. Jangka pendeknya gw pengen menguasai kampus gw, trus menguasai Palembang, lalu Sumatera Selatan, Pulau Sumatera, Indonesia, Asia, dan rencana jangka panjang terbesar gw adalah menguasai Dunia ini! *udah kayak tokoh penjahat di Power Ranger aja.
(tuu...mirip gw kan?)


    Ehm! Maaf, itu tadi sisi gelap dari diri gw yg berbicara.
    Jadi soal rencana ke depan untuk jangka pendek tentunya gw pengen lulus dan kerja. Buat jangka menengah gw pengen sekolah lagi, punya rumah sendiri, ngebantuin orangtua gw buat pendidikan adik-adik gw, dan satu lagi; gw pengen punya kucing. Gw demen banget nih sama yg namanya kucing, secara gw nggak kalah imutnya sama kucing #najis. Udah lama gw pengen pelihara tapi nyokap nggak kasih izin. Jadi gw bertekad kalo udah punya rumah sendiri, gw pengen melihara kucing. Dan jangka panjang, gw pengen naikkin haji ortu gw.


    Terus apa lagi ya??? Mungkin cukup itu aja sih. Kalo gw ceritain semua ntar kalian pada naksir sama gw. Mending kalo cewek, lha kalo cowok? Amit-amit jabang baby deh, mandi wajib gw! *apa hubungannya?

    Tapi kalo kalian masih penasaran sama keseharian gw, ketik REG (spasi) Anwar kirim nomor gw. SMS yg kalian dapet langsung dari hp aku lhooo...mmuah! (sumpah, muntah gw!)

Akhir kata gw ucapkan terimakasih buat penggemar gw atas request-nya, terimakasih buat pembaca yg khilaf sehingga mau baca posting dari gw, dan terimakasih kepada diri gw sendiri yg cukup bodoh sudah menceritakan aib sendiri di sini.


BBM bersubsidi hanya untuk golongan tidak mampu
--au revoir

Tuesday, January 17, 2012

Road to BDK Palembang: Final Step (Part I)

Selamat siang pemirsa setia Mix and Mate.
Salam olah kata!

Nah, malam ini kita akan sampai pada bagian akhir dari salah satu kisah paling panjang, paling kolosal, yg ultra funky fantastic, dramatic, romantic, sadistic, erotic, exotic, dan athletic, di blog yg kita cintai (begitu pula dengan adminnya) ini.

Yak! Kolor kain dipake setan; tak lain dan tak bukan (maksa pantunnya), adalah kisah Road to BDK Palembang. Berhubung ini kisah terakhir, gw akan memberikan seluruh tenaga, jiwa, dan raga (maaf, buat harta gw nggak akan dan nggak akan pernah rela) dalam membuat kisah terakhir ini agar semakin membuat kalian menyesal seumur hidup pernah membacanya. Hahahahaa... *ketawa Jin Ifrit

Nah, sekedar info nih; Kan lagi musimnya tuh film-film yg seri terakhirnya dijadiin 2 bagian. Kayak Harry Mutter, sama Tuilet. Jadi kisah yg tidak kalah romantisnya dengan Eduar dan Bellek, juga tidak kalah serunya dengan Heri dan Poldemot ini juga akan di bagi jadi 2 bagian.

Baiklah, tanpa perlu panjang lebar mari kita masuk ke TKP (Tempat Kekacauan Peristiwa):

    Dalam cerita sebelumnya diketahui bahwa gw dengan suksesnya berhasil lolos ke tes tahap terakhir dan dengan bodohnya berhasil meluluh lantakkan jalannya tes ini hanya dengan 1 kata; Geografi. Alhasil hal ini ngebuat gw jadi 99,9% pasrah lillahi ta'ala soal hasilnya nanti.

    Hari itu hari Jum'at, dalam jadwal tes masih ada sekitar 1 minggu lagi sebelum pengumuman finalnya diterbitkan. Malem itu sekitar pukul 00.30 (hitungannya sudah hari Sabtu), gw belum tidur karena suatu kebiasaan yg menurut gw cukup bodoh tapi kerap dilakukan oleh para mahasiswa; numpuk tugas. Jadi berhubung hari Senin itu deadline dan nggak mau weekend gw diganggu dengan alasan apapun baik itu yg bersifat materil, formil, informil, maupun steril(?) walaupun itu hanya sebesar kutil ataupun upil (jorok!), gw kebut ngerjainnya malem ini juga.

    Tapi ditengah-tengah perhelatan super fantastis gw dengan buku, pena, kertas, dan rasa ngantuk yg sudah menginjak stadium akhir, musuh baru mulai menampakkan diri dari balik bayang-bayang malam (lebay). Dan siapa dia? Dia adalah *tirai dibuka; LAPAR.

    Awalnya gw coba nahan, tapi konser di perut gw ternyata semakin menjadi-jadi. Awalnya keroncong yg slow lambat laun jadi classic, lalu berubah ke jazz, dan ujung-ujungnya jadi hard-rock. Akhirnya gw putuskan untuk pergi keluar beli makan.

(Jakarta)
    Jakarta ini ibarat New York-nya Indonesia, nggak pernah tidur. Toko-toko dan tempat makan yg udah tutup jam 10 malam mulai digantikan sama tempat-tempat hang out untuk para penikmat waktu malam (udah kayak narator acara tengah malam ya?) mulai dari tenda-tenda makan, angkringan, sampai diskotik dan bar yg buka sampe sekitar jam 3 dini hari. Lewat dari jam 3, pedagang-pedagang sudah mulai berdatangan ke pasar, angkot-angkot udah pada mulai beroprasi dan para lekong mulai kembali ke markas masing-masing. Diikuti oleh toko-toko, kantor, dan mall yg nantinya akan tutup lagi sekitar jam 10 malam. Begitu seterusnya 'lingkaran setan' ini berputar menjadikan Jakarta selalu dalam mode on.

(gini nih suasana angkringan)
    Jadi nggak susah untuk nyari makan tengah ndalu kayak gini. Dan tempat andalan gw kalo lagi penat ataupun laper tengah malam ada 1; angkringan taman kota di daerah Pramuka. Di sini mulai rame jam 10 malam sampai jam 3 pagi. Tempatnya lumayan buat nongkrong, makanannya pun beragam.

    Nah, waktu itu gw lagi pengen makan sate sama susu jahe. Setelah gw melakukan penyisiran (kayak Trantip aja), ditemukanlah seonggok warung sate yg gw cari.



Gw: Bang susu jahe sama sate ayamnya 1
Penjual: Yakin bang?
Gw: Yakinlah, gitu aja kok heran

    Dan setelah pesanan disajikan, gw sangat terkejut dengan ekspresi pemain sinetron dan efek zoom dari kamera; Apa?! *jeengg jeeenngg #zoom

    Kenapa gw bisa kaget? Karena jumlah tusuk sate yg ada di piring gw itu sama kayak jumlah tusuk sate yg dipesen sama Suzana ke Bang Bokir (awas, I jangan kepleset jadi E) di film Sundel Bolong. Kontan saja gw langsung protes ke abang penjual satenya (yg ternyata masih keturunan langsung Bang Bokir);

Gw: Bang, banyak banget satenya
Penjual: Lah, tadi abang bilang, pesen sate ayamnya 1. Yaudah, ayam 1 saya jadiin sate semua. Wajar donk jadinya banyak?
Gw: (diam sejuta kata)

    Akhirnya gw kembali ke tempat duduk dalam damai (mati kali). Sambil menyantap sate porsi 'Bang Bokir' itu gw mikir; ini yg bego gw, apa abang yg jual sate ya?? Akhirnya karena semakin njelimet saja permasalahannya, gw putuskan untuk melimpahkan semua kesalahan kepada para pembaca yg percaya bahwa peristiwa "Bang Bokir" tadi benar-benar terjadi. Hehehehee... #piisss

    Tapi tenang, jangan keburu melempar monitor kalian dulu. Soal gw pergi ke angkringan dan beli sate itu emang benar adanya. Nah, jadi kembali ke tank....top!

    Waktu lagi asyik menikmati lezatnya sate ayam dan hangatnya susu jahe, iseng-iseng gw buka akun Facebook dari Hp. Nah, ada notif yg bunyinya; "Angelina Jolie poked you". Wah, resiko artis Hollywood emang gini, sering dicolek sama penggemar (ada gitu artis Hollywood makan sate di angkringan??). Tapi nggak apa-apa, gw emang udah terbiasa jadi orang terkenal. *sombong :tampar

    Ehm! Maaf, lagi-lagi khayalan tingkat tinggi gw kumat.
    Jadi yg bener notifnya kayak gini; "Rizky Ariestiyansyah (temen gw) tag you in a post". Wah, kaget juga gw. Tumben nih anak ngetag nama gw di Facebook. Jangan-jangan dia menyatakan cinta ke gw?! Aduh, gimana nih...gw kan belum siap?!! (najis tralala!)

    Ternyata setelah dibuka, gw kaget 1/2 mateng (telur kali). Ternyata dia ngucapin selamat karena gw udah lulus tes tahap terakhir dan resmi diterima di STAN. Awalnya gw nggak percaya cuy, secara jadwalnya tu pengumuman baru keluar sekitar 1 minggu lagi. Tapi berhubung temen gw ini juga nge-share link-nya, jadi gw coba cek kebenaran kabar kentut (kentut siapa?) tersebut.

    Dan lagi-lagi untuk yg ke-3 kalinya gw kaget lagi (kali ini udah full mateng). Ibarat orang yg punya penyakit jantung, pasti sekarang udah dilarikan ke RS terdekat tepatnya di bagian Kamar Mayat. Ternyata pengumuman itu benar sesuai fakta dan resmi dikeluarkan langsung oleh pihak Kemendut (Kementrian Keduitan).

    Di situ gw senyum-senyum sendiri saking senengnya. Orang-orang di sekeliling gw pada ngeliatin dengan ekspresi heran bercampur takut dan siap-siap lari kalo gw mulai ngamuk. Siaul! Emang gw gila?? *emang. Suara siapa tadi?! #kumat

(Pengen gini sih ke tu anak, tapi gak tega)
    Ah, biarlah! Gw nggak peduli. Gila-gila gini gw anak STAN *sombong #tonjok. Dan akhirnya malam itu gw kembali ke kost dengan senyum nungging di wajah ganteng gw. Para penghuni kost yg masih pada hidup keheranan

"Kenapa pip? Abis nemu duit ya?"
"Ah..nggak kok" gw jawab dengan santai

"Kenapa pip? Abis kenalan sama cewek ya?"
"Ah..nggak juga kok" masih santai

"Kenapa pip? Dapet kiriman ya dari nyokap?"
"Ah..nggak, masih tanggal segini juga" tetep santai

"Kenapa pip? Tampang lu parah banget kalo lagi senyum."
PLAKK!! (sendal gw mendarat di mukanya)

    Tu anak emang paling pinter ngerusak suasana. Tapi nggak untuk kali ini, komentar miring semiring otak gw pun nggak akan bisa ngerusak suasana hati gw yg lagi bahagia kayak Cinderella yg ketemu pangerannya (kok kesannya gw ngondek ya?).

    Tapi ada 1 hal yg agak gw sesalkan waktu itu. Gini nih, hari Seninnya kan gw bakal UTS dan duit bayaran gw masih kurang 1jt lagi. Berhubung Sabtu kampus tutup, jadi pagi tadi gw bayar kurangnya 1jt. Nah, ternyata malemnya pengumuman STAN yg harusnya masih 1 minggu lagi ternyata udah keluar dan gw lulus. Hadeehhh...tau gini nggak gw bayarin dulu tu duit, kan lumayan ditabung (di perut). Tapi nggak apa-apa lah, selalu ada pengorbanan disetiap pilihan yg kita ambil (berat!).

    Besoknya gw langsung pesen tiket untuk pulang (dan kali ini benar-benar pulang) ke Palembang. Tapi sebelum pergi gw sempetin untuk menampakkan sosok keren gw di depan semua fans yg ada di kampus. Dan bener, begitu gw sampe kampus semua fans pada ngerumunin gw dan nangis-nangis karena sebentar lagi gw bakal pergi. Setidaknya begitu yg ada di khayalan gila dalam otak gw. Hehehee.. Yah, kebetulan hari itu juga masih UTS dan mata kuliahnya itu Matematika Keuangan, salah satu favorit gw *sombong :tampar. Jadi itung-itung biar nggak sia-sia uang yg gw setorin sebelumnya, prinsip ekonomi lah. Hehehee...

    H -1 gw tidur nyenyak banget, sebutin temen kalian yg paling nyenyak tidurnya dan gw malem itu tidur 100x lebih nyenyak daripada itu. Saking nyenyaknya, gw kebangun jam 5 dan kalian tau jam berapa jadwal pesawat gw berangkat? 6.30 pemirsa! Perjalanan dari tempat gw ke bandara paling nggak makan waktu 1 jam 30 menit. Dan semua penumpang HARUS, gw ulangi lagi, HARUS check-in 30 menit sebelum jadwal.

    Yah, akhirnya dalam Bus Damri ke bandara gw dag dig dug der setengah mati....
    Am I late? Mau tau kelanjutannya? Ketik REG (spasi) Achip kirim ke nomor gw. SMS yg kalian dapet langsung dari Hp aku lhooo.. Mmuah! (sumpah! Najis! Muntah gw!)

--to be continued